Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Isu ketertinggalan pembangunan di wilayah Pinogu kembali diseriusi. Menyusul derasnya desakan Aliansi Pinogu Merdeka, dalam beberapa waktu terakhir.
Pemerintah provinsi dan Kabupaten Bone Bolango didesak untuk menseriusi percepatan pembangunan di Pinogu. Kemarin (6/10), percepatan pembangunan Pinogu dibahas dalam focus grup discusion (FGD) di auditorium DPRD Bone Bolango.
FGD yang diselenggarakan Aliansi Pinogu Merdeka itu menghadirkan unsur pemerintah dan DPRD Provinsi serta pemerintah dan DPRD Bone Bolango, Forkopimda Provinsi dan Kabupaten Bone Bolango dan pihak balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Ada enam Aleg Deprov dapil Bone Bolango yang hadir ditambah Ketua Deprov Thomas Mopili. Serta lima Aleg DPRD Bonbol Dapil Suwawa-Pinogu dan Ketua DPRD Bonbol.
Perwakilan Aliansi Pinogu Merdeka Rahmat Kasadi dalam forum itu menguraikan beragam alasan yang melatarbelakangi desakan percepatan pembangunan Pinogu.

Misalnya pembangunan jalan Pinogu yang sudah dirintis sejak tahun 1960 atau sebelum ada penetapan kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Sampai saat ini pembangunan jalan belum terlaksana maksimal karena terletak di tengah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Kondisi ini membuat Pinogu seakan terlupakan, padahal Republik Indonesia sudah 80 tahun merdeka. Masyarakat di wilayah ini benar-benar terisolir dari sisi infrastruktur, dan layanan dasar masyarakat, seperti kesehatan maupun pendidikan.
Kini mereka menuntut ‘merdeka’ sama seperti rakyat Indonesia pada umumnya, yang dengan mudah bisa menikmati buah kemerdekaan dengan akses jalan yang layak, layanan pendidikan dan kesehatan yang memadai.
Warga Pinogu tak ingin lagi ada yang mati, hanya karena kesulitan medapatkan layanan kesehatan, dan tertinggal karena sulitnya mendapat layanan pendidikan yang layak.
Sehingga itu, FGD yang dihadiri para pemangku kepentingan, kemarin, berharap kerumitan perizinan dan anggaran besar untuk Pinogu bukan hambatan agar wilayah itu juga ‘merdeka’.
Rahmat menguraikan, intervensi anggaran untuk pembangunan jalan sudah dilakukan dari tahun 1986-2024. Dimulai sejak Pemprov Sulawesi Utara, Pemprov Gorontalo, sumbangan ASN Kabupaten Bonbol, sampai dana transfer khusus Provinsi Gorontalo.
Tapi jelas-jelas itu tidak maksimal, karena sampai saat ini akses ke Pinogu masih seperti era kolonial. Pilihanya hanya jalan kaki, naik kuda, atau menggunakan ojek motor dengan melintasi jalan lumpur.
“Karena akses ke Pinogu masih sulit, pengangkutan hasil panen terkendala akibat biaya transportasi yang mahal. Tak sedikit juga orang sakit tidak tertolong karena harus ditandu 12 jam,” urainya.
Padahal, Pinogu mempunyai potensi sumber daya alam yang besar. Yaitu potensi 899 Ha Sawah, 300 Ha Kopi,200 Ha Cokelat, dan kelapa dalam 20 Ha. Dari sisi peternakan ada 4.000 ekor ternak sapi.
Dari sisi objek wisata, Pinogu memiliki 9 potensi ekowisata seperti keanekaragaman Hayati Hutan TNBNW, kuburan keramat Mooluadu, pohon kopi Liberica peninggalan zaman Belanda, jalan Pinogu tepatnya berada di titik Sabua 1 sampai 12 merupakan lintasan pasukan rimba dibawah pimpinan Nani wartabone, Danau Pomogawo, Situs Sinondoo, Air Terjun Olama kiki, panorama Desa dan olahraga Arus Liar.
“Maka kami mendesak agar masalan ini harus tuntas. Tidak ada jangka Panjang atau jangka pendek. Kami minta terbentuknya Pansus jalan Pinogu,” desak Rahmat kasadi.
Asisten II Jamal Nangro mewakili Gubernur mengapresiasi upaya Aliansi Pinogu Merdeka. Dia pun ikut mensupport upaya memajukan wilayah Pinogu. “Apalagi mendengar potensi luar biasa semua potensi ada di Pinogu maka saya kira ini wajib mendapat perhatian, “ ujarnya.
Sekda Bonbol Iwan Mustapa memastikan persoalan Pinogu sudah masuk dalam RPJMD. “Membangun Pinogu harus berkolaborasi dan perlu sowan pemerintah pusat, Pinogu penyangga ekosistem tata lingkungan penyangga sistem tata air di bawah, “ ujarnya
Ketua DPRD Provinsi Thomas Mopili sepakat akan mendukung kemajuan wilayah Pinogu. Secara pribadi ia pun siap mengalihkan Rp 100 Juta anggaran aspirasi Pokirnya untuk Pinogu meski ia sendiri merupakan aleg dapil Gorontalo Utara.
Dia pun pastikan enam aleg deprov dapil Bonbol juga akan menyisihkan anggaran pokirnya. “Ini ada berenam termasuk saya akan memisahkan anggaran pokir saya Rp 100 Juta dari Gorut, kalau setuju berarti dari kami di Deprov ada Rp700 Juta, “ ujarnya.
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Kristina ‘Femmy’ Udoki, mengapresiasi semangat membangun Pinogu dari pelaksanaan FGD yang mempertemukan para pemangku kepentingan itu. Menurutnya, Pinogu memang harus ‘merdeka’. Kondisi infrastruktur yang tidak memadai di wilayah itu, harus secepatnya disudahi.
“Semoga FGD ini membawa solusi, dan pemikiran, membawa kehidupan layak untuk Pinogu. Pinogu harus merdeka, merdeka transportasi, merdeka kesehatan, dan merdeka bidang pendidikan,”ujar anggota fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Bone Bolango itu.
Ketua DPRD Bonbol Faisal Yunus mengaku sepakat dengan semua pendapat. Bahkan ia sebagai pimpinan DPRD yakin aleg dapil Suwawa cs akan secara sukarela ikut membangun Bone Bolango khususnya Pinogu. ”Insya Allah kami perhatikan dan teman-teman aleg Suwawa akan ikut membantu, “ ujarnya. (csr/tro)












Discussion about this post