Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dibulan Juli 2025 Provinsi Gorontalo mengalami inflasi bulanan atau month to month (m-to-m) sebesar 1,34 persen. Jika melihat angka 1,34 persen tersebut, maka tingkat inflasi bulanan di Gorontalo dianggap tertinggi melampaui angka nasional yang hanya berada di angka 0,36 persen
“ Angka ini berada diatas angka nasional yakni 0,36 persen,”kata Plt.Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti dalam gelaran konferensi pers. Jumat,(1/8). Dwi Alwi menjelaskan, kelompok pengeluaran makanan,minuman dan tembakau memiliki andil penyumbang inflasi bulanan yang cukup tinggi sebesar 1,26 persen.
“Pada angka inflasi 1,34 persen, makanan, minuman dan tembakau memiliki andil penyumbang inflasi yang cukup besar yakni 1,26 persen dengan inflasinya sendiri sebesar 3,44 persen. Urutan kedua kelompok pengeluaran pendidikan 0,06 persen dengan inflasinya 1,95 persen. Sementara perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumahtangga 0,03 persen dengan inflasi sebesar 0,64 persen,”jelasnya.
Beras masih menjadi komoditas penyumbang inflasi bulanan di Gorontalo pada Juli 2025. Komoditas unggulan ini menyumbang angka inflasi sebesar 0,46 persen. Sementara di posisi kedua, tomat memiliki andil penyumbang inflasi sebesar 0,35 persen, ikan layang/ikan benggol 0,15 persen, ikan selar/ikan tude 0.12 persen, ikan cakalang/ikan sisik 0,11 persen.
Komoditas bawang merah dan cumi-cumi masing-masing menyumbang angka inflasi sebesar 0,08 persen, ikan malalugis/ikan sorihi 0,07 persen, Akademi/Perguruan Tinggi 0,05 persen serta daun bawang menumbang angka inflasi 0,03 persen.
Pada Juli 2025 Gorontalo mengalami inflasi tahun ketahun atau year on year (yoy) sebesar 3,12 persen. Tingkat inflasi tersebut dipengaruhi naiknya pengeluaran masyarakat pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 7,16 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,58 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,40 persen, kelompok kesehatan dan transportasi masing-masing menyumbang angka inflasi sebesar 0,51 persen, kelompok pendidikan 2,19 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran 1,80 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,72 persen. “Angka inflasi tahun ketahun sebesar 3,12 persen. Ini juga berada diatas angka nasional dimana angka nasional sebesar 2,37 persen,”tukas Dwi Alwi. (lyd)












Discussion about this post