Oleh:
Hamim Pou
Mantan Bupati Bone Bolango
DELAPAN puluh tahun kemerdekaan adalah usia yang panjang bagi sebuah bangsa. Ia bukan sekadar hitungan tahun sejak proklamasi, tetapi perjalanan penuh darah, air mata, dan doa. Kita merayakannya bukan hanya dengan bendera dan upacara, tetapi dengan satu pertanyaan mendasar: apakah kemerdekaan ini sudah menghadirkan kehidupan yang lebih mulia bagi seluruh rakyat?
Sebagai putra Gorontalo, saya ingin menjawab pertanyaan itu dari sudut tanah kelahiran saya. Gorontalo adalah bagian dari republik ini, lahir dan tumbuh bersama Indonesia. Tanah ini ikut mengirim putra-putri terbaiknya ke medan juang, menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam membangun negara. Namun, saya yakin masa depan Gorontalo menyimpan peluang emas yang belum sepenuhnya kita genggam. Momentum 80 tahun kemerdekaan RI adalah panggilan untuk bangkit dan mengambil peluang itu.
Kekayaan Alam yang Belum Menjadi Kekuatan
Gorontalo adalah tanah subur di tepian Teluk Tomini. Menurut data BPS 2024, provinsi ini menyumbang lebih dari 1,3 juta ton jagung setiap tahunnya, salah satu tertinggi di kawasan timur Indonesia. Namun sebagian besar masih dijual dalam bentuk bahan mentah, nilai tambahnya lari ke luar daerah. Laut kita, yang terbentang lebih dari 400 km garis pantai, menyimpan potensi lestari jutaan ton ikan per tahun, termasuk hiu paus yang menjadi ikon wisata dunia. Namun industri pengolahan hasil laut masih minim, da…
Potensi energi juga luar biasa. Gorontalo memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air hingga 300 MW dan energi surya yang melimpah, cukup untuk menjadikannya pusat energi hijau kawasan utara Sulawesi. Belum lagi rempah dan minyak nilam yang jika diolah dengan teknologi tepat, bisa menjadi komoditas unggulan ekspor berkelanjutan.
Kekayaan ini adalah modal besar. Tetapi modal tanpa manajemen yang berpihak pada rakyat hanya akan menjadi cerita. Di sinilah tugas generasi kita: mengubah kekayaan alam menjadi kekuatan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Bonus Demografi: Generasi Emas Gorontalo
Hari ini, lebih dari 60% penduduk Gorontalo adalah usia produktif. Ini bonus demografi yang tidak datang dua kali. Anak-anak muda kita tumbuh dengan budaya siri’ dan adat bersendikan syariat, namun juga haus ilmu dan teknologi. Mereka menatap dunia dengan percaya diri, tetapi masih menunggu ekosistem yang memberi mereka kesempatan setara: pendidikan berkualitas, akses modal, lapangan kerja bermartabat, dan ruang berekspresi untuk berinovasi.
Jika kita gagal membimbing generasi ini, peluang emas akan lewat begitu saja. Namun jika kita berhasil, Gorontalo akan menjadi lokomotif baru bagi Indonesia di kawasan timur—melahirkan wirausahawan, pemimpin muda, dan ilmuwan yang mengolah potensi lokal menjadi produk global.
Menatap 2045: Gorontalo sebagai Wajah Indonesia Emas
Visi Indonesia Emas 2045 bukan milik Jakarta semata. Ia lahir atau mati di daerah-daerah. Gorontalo punya modal sosial yang kuat: gotong royong, nilai agama yang mengikat, dan rasa persaudaraan yang dalam. Kita punya modal alam, modal energi, dan modal manusia. Yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang berani memutus rantai ketergantungan pada pola lama: menjual bahan mentah murah, membiarkan SDA kita dikeruk tanpa kontrol, dan menunggu bantuan pusat tanpa strategi lokal yang kokoh.
Bayangkan, jika jagung kita diolah menjadi pakan dan industri pangan bernilai ekspor. Jika hasil laut kita diproses di pabrik modern milik rakyat Gorontalo sendiri. Jika wisata budaya dan bahari kita dikemas setara destinasi internasional. Jika energi hijau Gorontalo menjadi pusat inovasi nasional. Maka pada usia satu abad Indonesia, nama Gorontalo akan disebut bukan karena kemiskinan atau keterbelakangan, tetapi karena keberanian melahirkan peradaban baru yang menyejahterakan rakyatnya.
Mengisi Kemerdekaan dengan Kemuliaan
Kemerdekaan sejatinya adalah memuliakan manusia dan menjaga amanah Tuhan atas alam. Delapan puluh tahun lalu, kemerdekaan ditebus dengan nyawa. Delapan puluh tahun kemudian, tugas kita adalah menebusnya dengan mimpi besar, kerja keras, dan keberanian meninggalkan cara lama yang menjerat rakyat dalam kemiskinan struktural.
Peluang emas Gorontalo ada di depan mata. Pertanyaannya: apakah kita berani menggapainya bersama-sama? Apakah kita siap mewariskan tanah ini dalam keadaan lebih baik kepada anak cucu kita?
Saya percaya, dengan nilai, ilmu, dan persatuan, Gorontalo mampu menjadi bagian penting dari Indonesia Emas 2045. Inilah doa, tekad, dan janji kita kepada para pahlawan dan generasi mendatang: bahwa kemerdekaan di tanah ini tidak hanya sekadar bendera yang berkibar, tetapi kehidupan yang mulia, sejahtera, dan berkeadilan bagi semua. (*)











Discussion about this post