Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Stok beras premium di sejumlah ritel modern di Gorontalo mengalami kelangkaan. Hampir sebagian besar stok beras premium di minimarket dan swalayan dalam beberapa waktu terakhir kosong.
Hanya ada satu ritel besar yang masih memiliki stok beras premium. Karena stok terbatas ritel itu membatasi jumlah pembelian. “Stoknya sedikit pak, satu member hanya bisa beli satu (kemasan 5 kg),”ujar salah satu petugas toko di salah satu swalayan di Jln Arif Rahman Hakim, Kota Gorontalo.
Berdasarkan pantauan awak media ini di sejumlah ritel modern seperti indomaret, alfamart, dan alfamidi yang berada di Bone Bolango maupun Kota Gorontalo, Selasa (8/7), stok beras premium kosong.
Hal ini sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir. “Langsung habis pak, karena stoknya sedikit,”ujar petugas toko. Disaat yang sama, permintaan terhadap beras premium terus meningkat.
Fakta ini diakui oleh karyawan ritel moderen di Jalan Sawah Besar, Bone Bolango, yang menyebutkan bahwa pasokan beras premium hanya datang sebanyak lima karung setiap kali masuk.
Kondisi itu, langsung cepat habis terjual. “Baru satu sampai dua hari langsung habis. Permintaan banyak, tapi pasokan beras sekali masuk memang hanya terbatas,” ujarnya saat ditemui Selasa (8/7).
Kondisi serupa juga terjadi minimarket yang ada di Jalan Prof. Dr. Aloe Saboe, Kota Gorontalo. Petugas minimarket mengatakan pasokan hanya sekitar 10 sak sekali masuk, dengan satu sak besar berisi lima sak kecil ukuran 5 kg.
Menurutnya, pengiriman beras premium ini tidak konsisten. Dalam sebulan, terkadang hanya satu hingga dua kali pasokan datang. Sementara itu, permintaan tetap tinggi terutama di lokasi yang padat penduduk dan ramai pembeli.
“Di sini ramai pembeli, tapi pasokan terbatas. Bahkan dalam sebulan belum tentu pasokan datang, kadang sebulan cuma sekali, kadang dua kali,” jelasnya.
Pada ritel moderen ini pembelian juga dibatasi, yakni maksimal dua sak ukuran 5 kg per orang agar semua pelanggan bisa kebagian. “Kalau mau beli lebih dari dua, kami tidak izinkan,” katanya. Ia menambahkan, ketidakpastian jadwal pasokan membuat permintaan masyarakat tidak selalu terpenuhi.
Keterbatasan pasokan ini menjadi tantangan di tengah tingginya permintaan beras dari masyarakat, terutama di wilayah padat penduduk. Kondisi ini membuat sebagian warga memilih beralih membeli beras ke pedagang eceran tradisional meskipun harganya mengalami kenaikan.
Demi memastikan kebutuhan beras tetap terpenuhi. Salah satu pedagang beras eceran di Jl Rambutan, Kota Gorontalo, menyebut permintaan beras belakangan sangat laris, stoknya pun terus menipis.
Kondisi ini membaut harga beras juga naik. Ia menjual beras dengan harga bervariasi tergantung jenis beras yang djual. Harga paling mahal adalah beras varian ciheran dengan harga Rp 16 ribu per kg, atau Rp 14 ribu per liter.
Harga ini lebih mahal dari beras premium yang dijual per 5 jg di ritel moderen, yakni hanya Rp74 ribu per 5 Kg beras. Salah satu pedagang beras di Jln Taman Buah, Kota Gorontalo, Dance, mengakui adanya kenaikan harga beras yang ia jual.
Modal sebelumnya sekitar Rp675 ribu per koli ukuran 50 kg, kini naik menjadi Rp700-740 ribu per koli. Harga jual beras jenis ciheran kini Rp12.500 per liter dari sebelumnya Rp11.500 – Rp12.000 ribu per liter. “Harga per kilogram sekarang bisa sampai Rp15 ribu tergantung kualitas,” ujarnya.
Dance menjelaskan, harga beras yang berbeda-beda tergantung kualitas dan kondisi cuaca. “Beras yang terkena hujan dari sawah lalu dibawa ke gilingan membuat warnanya agak kuning karena tidak sempat dijemur, jadi dijual lebih murah sekitar Rp11.500,” katanya.
Kendati harga naik, ia menyebut pembeli tetap ramai. “Beras kebutuhan pokok, mau harga naik atau tidak, mereka tetap beli, kalau tidak mau makan apa?” jelas Dance.
Hal yang sama disampaikan Mail (50), pedagang beras eceran di Jln KH. Adam Zakaria, Kota Gorontalo. Pria yang sudah lebih dari satu tahun berjualan beras ini juga mengakui kenaikan harga.
“Kami ambil langsung dari petani, harga kami sesuaikan kualitasnya. Kami naikkan sedikit untuk ambil untung, harga per koli sekarang yang paling dibawah Rp740 ribu,” katanya.
Kondisi langkanya beras premium dan mahalnya beras eceran di pasar tradisonal, diakui Maryam, ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Tuladenggi, Kota Gorontalo. Ia mengaku sudah keliling sejumlah minimarket, termasuk ritel moderen, tapi stok beras premium yang biasa ia beli kosong.
“Waktu beli di Indogrosir hanya bisa beli satu kantong (5 kg), katanya dibatasi. Padahal untuk belanja untuk kebutuhan bulanan minimal saya 10-15 kg. Nah malam ini saya cari lagi untuk stok, ternyata semua minimarket kosong, supermarket juga kosong. Sepertinya ada yang memborong semua beras ini,”katanya.
Untuk tetap memenuhi kebutuhan dapur, ia terpaksa beli eceran di pedangang beras. “Harganya lebih mahal, berasnya yaa syukur-syukur dapat yang bersih. Tapi memang sebelum memasak masih harus tapis dulu,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Gorontalo, La Ode Suleman memastikan, stok beras di Gorontalo aman untuk beberapa bulan ke depan. Ia menyebut cadangan beras di Gorontalo saat ini mencapai 6.500 ton atau yang tersebar di tiga gudang yakni gudang Bulog Talumolo, Bongo, dan Marisa.
La Ode Suleman menyampaikan, dalam waktu dekat Bulog akan menyalurkan bantuan pangan kepada 116.276 Penerima Bantuan Pangan (PBP) se-Provinsi Gorontalo dengan total alokasi 2.325 ton beras untuk periode Juni dan Juli 2025. “Setiap penerima akan mendapatkan 20 kg beras secara gratis,” jelasnya.
Dari total stok CBP 6.500 ton, akan digunakan untuk penyaluran bantuan pangan 2.325 ton dan sisanya 4.175 ton beras masih aman untuk beberapa bulan ke depan. “Selain bantuan pangan, Bulog juga akan menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pedagang eceran dan rencananya akan bekerjasama juga dengan koperasi Merah Putih,” ujarnya.
La Ode menegaskan, Bulog akan melaksanakan penugasan stabilisasi harga beras di pasar yang mahal, melalui dua cara, yaitu penyaluran bantuan pangan secara gratis kepada masyarakat dan penyaluran beras SPHP untuk stabilisasi harga beras di pasaran. “Kami sudah hitung stok dan sangat aman,” tegasnya.
Terakhir, ia mengimbau masyarakat Gorontalo agar tidak khawatir akan kelangkaan beras di pasaran. “Bulog bersama pemerintah daerah juga rutin menggelar pasar murah seperti baru-baru ini di gelar Gerakan Pangan Murah di Kelurahan Dembe agar masyarakat tetap mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau,” tutup La Ode Suleman. (mg-12)











Discussion about this post