Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Rendahnya jumlah dosen bergelar guru besar dan doktor di perguruan tinggi swasta (PTS) di Gorontalo menjadi sorotan serius dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi di daerah ini.
Berdasarkan data LLDIKTI Wilayah XVI, dari total 979 dosen PTS, hanya dua orang yang telah menyandang gelar guru besar, dan 152 lainnya bergelar doktor. Sisanya masih didominasi oleh lulusan magister (S2).
Kondisi ini mencerminkan masih jauhnya pencapaian kualitas sumber daya manusia (SDM) dosen yang ideal. Kepala LLDIKTI Wilayah XVI, Munawir Sadzali Radzak, menyebut bahwa tantangan utama bukan terletak pada sarana dan prasarana, melainkan kualitas pendidik.
“Soal fasilitas relatif memadai. Namun dari sisi kualifikasi dosen, kita masih tertinggal. Guru besar hanya dua orang dari hampir seribu dosen PTS yang terdaftar,” ujar Munawir.
Ia menambahkan, semestinya para dosen memiliki peluang untuk menempuh pendidikan lanjut hingga jenjang doktoral. Namun, ketersediaan program studi S3 di Gorontalo sangat terbatas. Perguruan tinggi lokal belum banyak yang memiliki izin penyelenggaraan program doktor.
“Akibatnya, banyak dosen harus menempuh pendidikan ke luar daerah seperti Makassar atau Jawa, yang tentu membutuhkan biaya dan waktu lebih besar,” jelasnya.
Untuk menjawab persoalan ini, LLDIKTI terus mendorong perguruan tinggi di Gorontalo agar mulai membuka program studi S3. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan kualitas dosen, sehingga berdampak langsung pada mutu institusi dan lulusan PTS di wilayah ini.
“Tanpa SDM yang kuat, sulit berbicara soal kualitas kampus. Maka peningkatan kualifikasi dosen harus menjadi prioritas,” tegas Munawir. (Tr-76)












Discussion about this post