Gorontalopost.co.id, LIMBOTO — Seorang pengusaha bahan kebutuhan pokok (sembako), Pariyem, harus mengadukan JY ke Polres Gorontalo, pada Januari 2024 yang lalu.
Pariyem merasa tertipu oleh JY, yang diduga menjanjikanya proyek pengadaan Samboko dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Demi kelancaran proyek itu, Jariyem telah mentransfer uang Rp 500 juta.
Rupanya proyek sembako itu tak pernah ada. Lebih dari setahun setelah laporan Pariyem ke Polisi, JY yang juga anggota KPU Kota Gorontalo itu, resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Status tersangka JY diumumkan langsung Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Gorontalo, IPTU Faisal Aryoga Harianja, dalam konfernsi pers Senin (16/6) kemarin. Penetapan JY sebagai tersangka setelah tim penyidik melakukan beberapa tahapan dalam proses hukum.
Kasat Reskrim Polres Gorontalo IPTU Faisal Aryoga Harianja mengungkapkan, penetapan tersangka ini berdasarkan hasil gelar perkara yang dilakukan pada Ahad (15/6) kemarin. Selain JY terdapat dua orang lainya yang juga telah ditetapkan tersangka.
“Dua tersangka lainya pada proyek fiktif bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan tersebut yakni inisial YO dan NAN,” ungkap IPTU Faisal. Ia menyampaikan, ketiga tersangka memiliki peran berbeda.
Dimana tersangka JY adalah orang yang menawarkan proyek kepada korban bernama Pariyem. “Sementara YO orang yang menyuruh JY menawarkan proyek itu kepada korban. Dan NAN juga ikut kerjasama,” ungkapnya.
Lebih lanjut Kasat Reskrim menjelaskan, usai penetapan tersangka, pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan kembali kepada ke tiganya untuk mendalami peran dari masing-masing, dan segera mengirimkan berkas perkara ke jaksa penuntut umum.
Kerugian korban dalam kasus ini sebanyak kurang lebih Rp 550 juta. Ketiga tersangka dikenakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan/atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan, junto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dengan ancaman paling lama 4 tahun penjara. (Wie)











Discussion about this post