gorontalopost.co.id- Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini memberikan hadiah berupa jam Rolex kepada semua pemain Timnas Indonesia, karena berhasil lolos dalam ronde 4 kualifikasi Piala Dunia. Pemberian hadiah itu, menuai kontroversi di masyarakat. Sebagian atlet bahkan menilai hal itu adalah bentuk kesenjangan, sebab atlet dari cabang olahraga lain, malah dipungkan di tengah pelaksanaan pemusatan latihan.
Pemberian jam Rolex yang diberikan oleh presiden Prabowo, sebagai bentuk apresiasi kemenangan Timnas Indonesia atas China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada kamis, 5 Juni lalu.
Dengan adanya pemberian tersebut, sontak membuat sejumlah masyarakat bahkan mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok mengkritik dengan menyebut adanya kesenjangan sosial.
Komentar Lindswell Kwok kemudian direspon Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Ario Bimo Nandito Ariotedjo menyangkal adanya kesenjangan terhadap atlet lain. Menurutnya, tindakan tersebut dilakukan hanya menyampaikan apresiasi kepada Timnas Indonesia yang berhasil lolos pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. “Ini bentuk apresiasi pribadi Presiden atas sejarah yang ditorehkan Timnas Indonesia. Kita harus akui, mereka sudah menembus proses tertinggi dalam kualifikasi Piala Dunia. Tapi bukan berarti cabang olahraga lain diabaikan,” tegas Dito dikutip Disway.id di Jakarta.
Selain itu, Ia menegaskan bahwa fokus dari Prabowo pada olahraga sangat luas dan tidak hanya terbatas pada sepak bola. Dito mencatat, selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo juga menyampaikan apresiasi pribadi kepada seluruh kontingen Indonesia yang berlaga di Olimpiade Paris 2024, termasuk atlet dan pelatih dari berbagai cabang olahraga.
“Saya menyaksikan langsung bagaimana beliau, secara mendadak, memberikan penghargaan kepada seluruh kontingen Indonesia di Paris. Ini mungkin tidak banyak diberitakan, tapi ini fakta. Beliau benar-benar peduli dan mencintai olahraga,” terang dia. Dito lebih lanjut menegaskan, pemerintahan Prabowo-Gibran memang tengah fokus meningkatkan prestasi Indonesia di tiga ajang besar, yakni Asian Games, Olimpiade, dan Piala Dunia. “Tentu apresiasi dan bonus akan diberikan kepada siapa pun yang mencetak sejarah, baik di Asian Games maupun Olimpiade. Jadi tidak perlu dipertanyakan, pasti akan ada penghargaan dari pemerintah,” ungkap Dito.
Menanggapi keluhan terkait perlakuan tidak setara terhadap atlet, Dito menyimpulkan bahwa masalah ini mungkin hanya masalah persepsi.
Ia menyatakan bahwa banyak cabang olahraga yang mendapat dukungan dan perhatian baik dari pemerintah maupun Presiden. “Faktanya, banyak kontribusi nyata Presiden Prabowo dalam dunia olahraga. Beliau aktif mengembangkan olahraga berkuda, polo, dan bahkan membangun fasilitas pelatnas (training center) di Bekasi,” papar dia.
Dito menyatakan, Kementerian Pemuda dan Olahraga saat ini memiliki sejumlah keunggulan khusus terkait alokasi anggaran pelatihan nasional. Hal ini merupakan investasi penting dalam membina prakarsa pembinaan jangka panjang dan meningkatkan prestasi atlet Indonesia di kancah internasional. “Alhamdulillah, Kemenpora menjadi salah satu kementerian yang mendapatkan keistimewaan anggaran pelatnas bagi para atlet. Ini bukti keseriusan pemerintah dalam mendukung seluruh cabang olahraga,” pungkas dia. (disway)












Discussion about this post