Gorontalopost.co.id — Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan Tindak Lanjut Verifikasi Pelaksanaan Forum Perangkat Daerah yang dilaksanakan di Bohulo Camp and Eatery, Kecamatan Telaga, Kamis (29/5). Kegiatan yang melibatkan para piminan organisasi perangkat daerah ini dibuka langsung Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Gorontalo, Sofian Ibrahim.
Dalam arahanya, Sekdaprov Sofian Ibrahim, menegaskan pentingnya Rencana Strategis (Renstra) sebagai kompas pembangunan daerah. Kata dia, Renstra bukan sekadar dokumen formal, melainkan landasan utama seluruh aktivitas dan perencanaan program yang dijalankan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Pentingnya penyelarasan Renstra dengan visi dan misi Gubernur juga menjadi penekanannya, agar dokumen tersebut tidak kehilangan arah strategisnya. “Renstra ini adalah dokumen perjalanan yang berlaku di OPD. Semua aktivitas OPD seharusnya mengacu pada Renstra. Karena tanpa acuan yang jelas, perencanaan tahunan pun akan kehilangan makna,” ujarnya.
Sofian menambahkan, penyusunan Renstra yang tengah berlangsung saat ini menjadi krusial karena akan menjadi bagian dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan RPJMD yang sedang disusun.
Untuk itu, seluruh pimpinan OPD diminta terlibat aktif dan tidak menyerahkan sepenuhnya proses penyusunan kepada staf saja. “Saya minta betul ini dikawal oleh pimpinan. Renstra ini penting. Jangan hanya diserahkan ke staf. Kualitas Renstra sangat bergantung pada kepemimpinan,” tegasnya.
Selebihnya, penyusunan Renstra harus menjadi pintu masuk bagi penyusunan proses bisnis dan manajemen mutu kegiatan OPD. Sofian berharap dokumen perencanaan yang sedang disusun saat ini benar-benar menjadi dasar yang kuat bagi pembangunan lima tahun ke depan.
Selain itu, Sekdaprov juga mengarahkan pentingnya dua metode pengujian yakni pembahasan mendalam di internal OPD dan cascading yang sistematis.
“Dua hal yang harus dilakukan untuk menguji apakah Renstra OPD berkualitas atau tidak. Pertama, dibahas lintas bidang secara mendalam. Kedua, dicascading. Apakah program, strategi, dan indikator yang dibuat benar-benar mendukung tujuan besar OPD dan visi misi gubernur,” jelas Sofian.
Sofian menekankan bahwa pembahasan harus melibatkan seluruh bidang dalam OPD dan tidak cukup hanya di tingkat staf teknis. Setelah pembahasan, tahapan selanjutnya adalah melakukan cascading, yaitu menurunkan tujuan strategis ke dalam indikator, program, kebijakan, hingga kegiatan yang terukur.
Ia mencontohkan proses cascading di Dinas Kesehatan. Tujuan besar seperti meningkatnya derajat kesehatan masyarakat diturunkan ke dalam indikator seperti angka kematian ibu dan bayi, persentase gizi buruk, serta cakupan pelayanan kesehatan. Dari situ, disusun kebijakan dan program yang relevan, seperti peningkatan akses fasilitas kesehatan dan penguatan SDM kesehatan.
“Kalau indikator tidak nyambung dengan program, kalau program tidak menjawab indikator, maka itu bukan Renstra yang baik. Karena itu harus diuji dan disesuaikan,” kata Sofian.
Selebihnya, Sofian mengingatkan soal rencana perubahan struktur organisasi (SOTK) dan mendorong penyusunan Renstra yang adaptif agar tetap relevan saat penggabungan atau pemisahan OPD dilakukan.
Menurutnya, perubahan SOTK akan berdampak pada isi dan format Renstra yang saat ini sedang disusun. Di tempat yang sama, Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Wahyudin A. Katili, menegaskan bahwa kegiatan ini ditargetkan rampung dalam waktu tiga hari, dengan mekanisme pembagian desk bimbingan dan verifikasi per OPD oleh masing-masing bidang mitra di Bappeda.
“Kami akan membahas OPD satu per satu melalui desk mitra masing-masing. Meski harus mengorbankan waktu libur, kita semua memahami urgensi penyusunan dokumen ini sebagai landasan arah pembangunan lima tahun ke depan,” kata Wahyudin. (tro/*)











Discussion about this post