Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Proses Pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tahun 2025 tengah diselimuti kontroversi. Komisi Pemilihan Umum (KPL) UNG sebagai penyelenggara dinilai gagal menjalankan tugasnya secara profesional.
Kritik keras datang dari Koalisi Bergema, salah satu pasangan calon yang ikut berkontestasi. Koalisi ini menyoroti kegagalan sistemik dalam proses registrasi pemilih yang dianggap merugikan hak mahasiswa sebagai pemilih sah.
Menurut Ketua Tim Bergema, Moh Farshah Alfat Paputungan, sekitar 80 persen mahasiswa tidak berhasil melakukan registrasi melalui laman resmi yang difasilitasi oleh KPL bekerja sama dengan Pustikom UNG.
“Registrasi adalah gerbang awal demokrasi mahasiswa. Tapi justru di sinilah kekacauan terjadi. Ini mencederai semangat partisipasi dan bisa berakibat pada tidak akuratnya Daftar Pemilih Tetap (DPT), pada setiap fakultas,” jelas Ketua Tim Bergema, saat diwawancara awak media, Selas (27/5/2025)
Masalah lain yang disorot adalah kejanggalan dalam dokumen administrasi pencalonan. Koalisi Bergema menemukan bahwa formulir pendaftaran calon Presiden dan Wakil Presiden BEM hanyalah hasil salin-tempel dari internet tanpa peninjauan substansi.
“Bagaimana bisa sebuah dokumen resmi yang menentukan masa depan kepemimpinan mahasiswa disusun sembarangan? Kami memiliki bukti bahwa itu hanya hasil copy-paste,” tegasnya.
Kritik semakin tajam ketika KPL dinilai gegabah dalam menetapkan hasil verifikasi pasangan calon. Koalisi Bergema sempat dinyatakan tidak lolos dengan alasan yang kemudian diakui oleh KPL tidak memiliki dasar hukum yang kuat.
“Ini bukan sekadar kelalaian administratif. Ini adalah pelanggaran prinsip keadilan. Untungnya, Panwas menerima sanggahan kami dan membatalkan keputusan KPL. Itu menegaskan ada kesalahan prosedural serius,” tambah Ketua Koalisi Bergema.
Di sisi lain, indikasi lemahnya komitmen KPL semakin mencuat setelah ditemukan bahwa sekretariat KPL kerap kosong saat jam kerja. Parahnya lagi, Ketua KPL dilaporkan justru sedang mengikuti aksi demonstrasi di luar kampus saat seharusnya memimpin persiapan Pilbem.
Akibat dari berbagai kelalaian ini, agenda penting seperti debat kandidat Presiden dan Wakil Presiden BEM yang dijadwalkan dalam waktu dekat pun terancam batal. Koalisi Bergema menyebut kondisi ini sebagai bukti nyata bahwa KPL gagal menjalankan fungsinya.
“Pemilihan Presiden BEM adalah momentum penting untuk masa depan UNG. Jika proses ini cacat sejak awal, maka hasilnya pun tidak bisa dipercaya. Sudah saatnya KPL dievaluasi secara menyeluruh,” pungkasnya.
Desakan agar pihak kampus turun tangan dalam mengevaluasi independensi dan kinerja KPL pun semakin menguat, seiring meningkatnya kekhawatiran mahasiswa terhadap integritas Pilbem tahun ini. (Tr-76/Mg02)












Discussion about this post