Gorontalopost.co.id, DISWAY.ID – Pemerintah Vietnam blokir Telegram mulai Juni mendatang karena dianggap meresahkan. Aplikasi percakapan ini diblokir karena pihak pemerintahan Vietnam menganggap Telegram tidak bekerja sama dalam memerangi dugaan kejahatan yang dilakukan oleh pengguna platform tersebut.
Sebuah laporan di portal berita pemerintah pada hari Jumat lalu mengatakan departemen telekomunikasi Vietnam di Kementerian Sains dan Teknologi mengirim surat kepada penyedia layanan internet yang memperingatkan bahwa adanya tanda-tanda pelanggaran hukum di Telegram.
Kementerian tersebut mengatakan penyedia layanan internet harus menyebarkan solusi dan tindakan untuk mencegah aktivitas Telegram di Vietnam.
Surat tertanggal 21 Mei tersebut memerintahkan penyedia layanan untuk mengambil tindakan terhadap Telegram dan melaporkan kembali ke kementerian tersebut paling lambat tanggal 2 Juni. “Hampir 70 persen dari 9.600 saluran di Telegram di Vietnam berisi informasi yang beracun dan buruk,” ungkap pihak pemerintah.
Kelompok dan asosiasi di Telegram, yang melibatkan puluhan ribu orang, telah menyebarkan “dokumen antinegara” dan terlibat dalam “aktivitas reaksioner”, pemerintah menambahkan.
Pemerintah juga mengklaim bahwa beberapa kelompok di Telegram juga menggunakan aplikasi tersebut untuk menjual data pengguna, dan terlibat dalam perdagangan narkoba atau memiliki hubungan dengan teroris.
Pemerintahan garis keras Vietnam umumnya bergerak cepat untuk memberantas perbedaan pendapat dan menangkap para pengkritik, terutama mereka yang menemukan audiens di media sosial.
Aturan baru mulai berlaku di Vietnam tahun lalu yang mengharuskan platform seperti Facebook dan TikTok untuk memverifikasi identitas pengguna dan menyerahkan data kepada pihak berwenang. Namun aturan tersebut dianggap sebagai serangan terbaru terhadap kebebasan berekspresi di negara yang diperintah komunis tersebut.
Menanggapi hal tersebut, pihak Telegram mengatakan mereka terkejut oleh langkah pemerintah Vietnam. “Kami telah menanggapi permintaan hukum dari Vietnam tepat waktu. Batas waktu tanggapan adalah 27 Mei, dan kami sedang memproses permintaan tersebut,” kata perwakilan Telegram.
Seorang pejabat di Kementerian Sains dan Teknologi Vietnam bahwa keputusan tersebut menyusul kegagalan Telegram untuk membagikan data pengguna dengan pemerintah sebagai bagian dari penyelidikan kriminal.
Menurut situs web Data Report, terdapat 79,8 juta orang yang menggunakan internet di Vietnam pada awal tahun 2025, dan menurut perusahaan ekstraksi data SOAX, terdapat 11,8 juta pengguna Telegram.
Dengan hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia, Telegram telah terlibat dalam kontroversi di seluruh dunia terkait dengan masalah keamanan dan pelanggaran data.
Pendiri dan kepala eksekutif Telegram kelahiran Rusia, Pavel Durov, ditahan di bandara Paris dan kemudian didakwa dengan beberapa tuduhan gagal mengekang konten ekstremis dan “teroris” di aplikasi tersebut. Ia dilaporkan masih berada di Prancis dan tidak dapat pergi tanpa izin dari pihak berwenang.(*)











Discussion about this post