Aksi Demo Mahasiswa di Polda Berujung Ricuh

Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa Gorontalo di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Gorontalo pada Senin (19/5) berakhir ricuh. Kericuhan diduga dipicu oleh tindakan represif anggota Kepolisian terhadap para pengunjuk rasa.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.00 WITA ini melibatkan berbagai elemen mahasiswa di Provinsi Gorontalo. Mereka menuntut kejelasan dan penyelesaian kasus dugaan premanisme yang dialami oleh sejumlah mahasiswa tiga pekan sebelumnya. Lokasi kejadian premanisme tersebut berada di wilayah hukum Polda Gorontalo, tepatnya di wilayah Kabupaten Gorontalo.

Koordinator BEM Provinsi, Almisba dalam keterangannya menyampaikan, kekecewaan mahasiswa terhadap lambannya penanganan laporan terkait kasus premanisme yang telah disampaikan ke Polres di berbagai daerah.

“Berangkat dari pukul 14.00 Wita sampai dengan pukul 17.30 Wita, isu yang kami bawa yakni terkait dengan beberapa kawan-kawan mahasiswa yang mengalami aksi premanisme oleh OTK yang terjadi pada tiga pekan lalu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Almisba mengungkapkan kekecewaan atas tindakan represif yang diduga dilakukan oleh aparat Kepolisian saat aksi berlangsung.

“Kami cukup kecewa terhadap perilaku yang terjadi pada sore hari tadi (Kemarin,red). Di mana kami mendapatkan tindakan yang kurang mengenakan. Ada kurang lebih sembilan mahasiswa dari beberapa elemen organisasi yang gabung pada aksi terkena pukul,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Dalam mediasi yang dilakukan, Aliansi Mahasiswa Gorontalo telah menyampaikan komitmen bersama Polda Gorontalo terkait penanganan kasus ini. Mereka menuntut agar oknum anggota Polisi yang diduga melakukan pemukulan, dapat dicopot dari jabatannya jika terbukti melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan aksi unjuk rasa.

“Kami juga sudah komitmen dengan mereka (Pihak Polda, red), bahwa sembilan orang yang dipukul akan membuat laporan. Ketika terbukti melanggar SOP penanganan demonstrasi, maka kami minta oknum anggota tersebut bisa dicopot,” tegas Almisba.

Ia juga menyatakan akan kembali melakukan aksi dengan massa yang lebih besar, jika tidak ada garansi dan kejelasan terkait tuntutan mereka. “Kami akan datang lagi dengan masa aksi yang lebih banyak. Apabila secara keseluruhan kami menyalahi aturan, maka kami siap untuk ditangkap semuanya dan itu komitmen kami bersama,” pungkasnya. (Mg-02)

Comment