gorontalopost.co.id – Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Gorontao, menggelar pelatihan jurnalistik bagi siswa, berlangsung di auditorium kampus MAN IC Gorontalo, Sabtu (17/5). Pelatihan yang dibuka langsung Wakil Kepala MAN IC Gorontalo, Hj. Trisnawati, S.S., M.Pd, menghadirkan Pemimpin Redaksi Gorontalo Post, Jitro Paputungan sebagai pemateri utama. Kegiatan ini diikuti antusias oleh seluruh siswa kelas X yang menjadi peserta pelatihan.
Wakil Kepala MAN IC Gorontalo Hj. Trisnawati, S.S., M.Pd dalam kesempatan itu mengatakan, kegiatan pelatihan jurnalistik bagi siswa dengan tema jurnalistik untuk generasi emas, menulis, merekam, dan menginspirasi ini segaja digelar, untuk mempersiapkan para siswa MAN IC Gorontalo agar bisa mengetahui peran jurnalis, termasuk dalam menulis sebuah berita hingga layak untuk diterbitkan. “Ini adalah bagian dari program kehumasan. Bagaimana agar anak-anak (siswa,red), juga bisa menjadi jurnalis, minimal di lingkungan sekolah. Seperti menjadi kontributor untuk media sekolah, tabloid atau media sosial seperti instagram dan facebook,”ujarnya.
Dalam paparanya, Pemimpimn Redaksi Gorontalo Post, Jitro Paputungan, menguraikan tentang perkembangan jurnalistik dan media saat ini, serta memaparkan cara menulis berita, seperti berita pendek dan berita investigas. “Penulisanya berbeda. Berita pendek itu berita langsung, yang terpengaruh dengan waktu peristwa. Kebalikanya dari berita investigasi,”paparnya. Intinya lanjut Jitro, dalam penulisan berita juga harus menganut prinsip jurnalistik, yakni menulis berita dengan jujur dan sesuai fakta. “Kalau berita, itu tidak ada opini di dalamnya, semuanya sesuai fakta. Maka menulisnya sesuai fakta, apa yang dilihat, didengar, hasil wawancara, itu yang ditulis,”terangnya.
Kata dia, berita yang tidak sesuai fakta dari seorang wartawan akan berakibat fatal, karena bakal menimbulkan keresehan di masyarakat. “Dan kalau beritanya jujur, jangan pernah takut untuk menulis beritanya. Karena wartawan itu dilindungi UU Pers,”paparnya. Dalam kesempatan itu, sejumlah siswa turut mengajukan pertanyaan, misalnya terkait intimidasi terhadap wartawan, peliputan berita perang, hingga fakenews yang mudah diakses melalui media sosial. Pelatihan diakhir dengan praktek penulisan berita. Para siswa dibagi dalam kelompok, dan ditugaskan menulis berita yang terjadi di lingkungan madrasah. (gp)











Discussion about this post