Gorontalopost.co.id, BOALEMO — Tembok penjara nampaknya tidak menjadi penghalang bagi warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Boalemo dalam merayakan Lebaran Ketupat.
Namun, sepertihalnya masyarakat pada umumnya diluar penjara, WBP Boalemo juga turut merayakan momen penuh kebersamaan ini dengan penuh suka cita, Senin, (07/4/2025).
Perayaan diawali dengan doa syukuran yang berlangsung khidmat di Masjid At-Taubah, Lapas Boalemo, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama ketupat yang telah disiapkan secara khusus.
Yang menarik dalam perayaan di dalam hotel prodeo ini, seluruh proses pembuatan, memasak, hingga penyajian ketupat dilakukan langsung oleh para WBP. Hal ini menjadi bagian dari upaya menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan, seolah berada di tengah-tengah perayaan masyarakat luar.
“Kami ingin menghadirkan suasana yang hangat dan penuh makna, agar WBP tetap merasakan momen kebersamaan meski berada di dalam lingkungan lapas,” ujar Kepala Seksi Pembinaan dan Kegiatan Kerja, Iswan Syahrain, yang turut hadir dalam kegiatan ini bersama Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Samsul Yusuf.
Perayaan semakin meriah dengan hadirnya hiburan dari grup electone yang diundang langsung dari luar Lapas Boalemo. Musik dan lantunan lagu yang disuguhkan menambah semarak suasana, membuat WBP larut dalam kegembiraan.
“Semuanya bergembira, serasa seperti bukan berada di dalam lapas,” ungkap salah satu WBP dengan penuh haru. Perayaan Lebaran Ketupat di Gorontalo adalah tradisi khas yang berlangsung sepekan setelah Hari Raya Idulfitri, tepatnya pada 7 Syawal dalam kalender Hijriah.
Tradisi ini masih sangat hidup di kalangan masyarakat Gorontalo dan sekitarnya, terutama di daerah pesisir dan perkampungan nelayan. Perayaan Lebaran Ketupat di Gorontalo memiliki akar sejarah yang kuat, terutama di kalangan komunitas Jawa Tondano (Jaton). Salah satu kuliner khas yang selalu hadir dalam perayaan ini adalah nasi bulu atau dikenal juga sebagai lemang.
Nasi bulu disajikan bersama ketupat dan dodol, menjadi hidangan utama yang dinikmati bersama keluarga dan tetangga. Perayaan ini menjadi simbol kebersamaan dan kerukunan antarwarga, memperkaya khazanah budaya lokal dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur. (roy)










Discussion about this post