Gorontalopost.co.id, TILAMUTA – Curah hujan tinggi, Rabu (22/1) siang kemarin, membuat sejumlah wilayah di Gorontalo, terendam banjir. Seperti di Kecamatan Tilamuta, Boalemo.
Sejumlah desa dilaporkan diterjang banjir bandang, seperti Desa Lahumbo, Desa Mohungo, dan Desa Ayuhulalo. Paling parah terdampak di Desa Mohungo, bahkan jalan trans sempat tidak bisa dilalui kenderaan, lantaran derasnya banjir.
Selain di Boalemo, banjir bandang juga menerjang sejumlah desa di Kabupaten Pohuwato, yakni Desa Telaga Induk di Kecamatan Popayato, dan Desa Londoun Kecamatan Popayato Timur. Banjir bandang juga melanda Kecamatan Bongoememe, Kabupaten Gorontalo.
Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, menyebutkan, di Tilamuta, banjir mulai menerjang sekira pukul 14.00 wita. Luapan air sungai yang deras, bahkan sempat menganggu arus lalu lintas di jalan trans. Sejumlah rumah warga ikut terendam dengan ketinggian air mencapai setengah meter atau sekira pinggang orang dewasa.
Kepala Desa Mohungo, Alfian Tahir kepada wartawan mengatakan, sebanyak 792 jiwa warga desanya terdampak atau 296 kepala keluarga yang tersebar di dua dusun, yakni dusun 1 dan dusun 3.
Tanggul Jebol
Di Kabupaten Gorontalo, tercatat puluhan rumah penduduk yang tersebar di dua dusun yang ada di Desa Bongomeme, Kecamatan Dungaliyo terendam banjir akibat tanggul sungai yang jebol.
Dari informasi yang diperoleh awak media ini, tanggul sungai yang jebol itu berada di di dusun Tonulita dan dusun Tohehuuwa, Desa Bongomeme.
Akibatnya air sungai meluber ke pemukiman dan perkebunan warga. Ada 15 rumah penduduk yang dihuni 44 jiwa serta puluhan hektar sawah terendam banjir.
Camat Dungaliyo Muh Ronal Ismail saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ronal menjelaskan, ada dua tanggul yang jebol yang mengakibatkan lahan kebun dan sawah rusak termasuk sejumlah rumah.
Untuk dusun Tonulita ada 33 hektar sawah, 16 hektar kebun dan 16 rumah penduduk dengan jumlah jiwa 44 orang, sementara di dusun Tohehuuwa ada 40 hektar sawah, 6 hektar kebun yang rusak. “Untuk panjangnya tanggul jebol di dusun Tonulilita mencapai 70 meter dan 21 meter di dusun Tohehuuwa,” ungkap Ronal.
Menurutnya tanggul ini sudah diperbaiki di tahun 2024 dan sudah ada upaya perbaikan dari balai sungai dengan menambah timbunan. Namun timbunan itu belum rata dengan tanggul. “Sehingga hujan yang lebat dalam wakttu cukup lama akhirnya dua tanggul itu kembali jebol,” jelas Ronal.
Ia menambahkan, air yang menggenangi pemukiman warga dengan ketinggian bervariasi dari mata kaki sampai lutut orang dewasa itu, untungnya cepat surut. “Alhamdulillah sudah mulai surut dan sudah dilakukan pengecekan langsung oleh balai sungai,” jelas Ronal. (tro/wie)










