Gorontalopost.co.id, SOLO — Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” adalah peribahasa yang mengandung pesan untuk mencari ilmu tanpa batas usia atau waktu serta jarak. Peribahasa ini juga menggambarkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dilakukan sepanjang hidup.
Seperti halnya dua dari lima Tenaga Kesehatan (Nakes) asal Provinsi Gorontalo yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi luar daerah meraih prestasi yang membanggakan.
Dua mahasiswi yang mengambil program Strata 1 (S1) Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Estu Utomo dan Akhfar Kusuma Husada Purwokerto Jawa Tengah (Jateng) itu yakni Lutfia Martiany Tagoi, S.Keb. dan Nirmala Anggriani Yacob, S. Keb meraih predikat cumlaude, sementara tiga mahasiswa lainnya dengan predikat sangat memuaskan yakni Rasmayani, S.Keb. Agnes Refgita Pido, S.Keb dan Zulpika Pomalingo, S.Keb.
Kelima Nakes asal Gorontalo ini ada yang bertugas di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit hingga Puskesmas. Usai diwisuda, para sarjana baru kebidanan mengucapkan sumpah profesi.
Ketua STIKES Estu Utomo Sarwoko mengemukakan, peserta wisuda tahun ini merupakan capaian terbanyak. Yang tidak kalah special lagi dikarenakan capaian akreditasi program stdudi sarjana dan Pendidikan profesi ners berhasil meraih strata baik sekali dengan skor nyaris unggul yaitu 353 untuk sarjana keperawatan dan 348 untuk profesi ners.
“IPK Program Sarjana Keperawatan berjumlah 16 orang dengan IPK Rata-Rata 3,82 dan tertinggi 3,95 , terendah 3,57. Program Studi Sarjana Kebidanan dengan jumlah 447 mahasiswa dengan IPK Rata-Rata 3,45, tertinggi 3,74 dan terendah 3,16. lulus Cumlaude 159 mahasiswa.
“Pada periode ini Stikes Estu Utomo telah menyelesaikan Pendidikan profesi yang telah melaksanakan ujian kompetensi secara nasional,”ungkap Sarwoko.
Dalam laporannya, Sarwoko mengemukakan, jika proses pembelajaran di STIKES Estu Utomo meliputi pembelajaran teori dan praktik dengan pendekatan cara belajar yang berorientasi pada CBL (competency based learning).
Ditambahkan, dalam evaluasi pembelajaran STIKES Estu Utomo melaksanakan evaluasi tahap akademik dan vokasi. Kegiatan itu meliputi ujian tengah semester, ujian akhir tahun dan ujian akhir profesi secara mandiri yang harus memenuhi 9 standar kompetensi bidan.
Saat ujian tahap akhir, skripsi juga diharuskan dengan menerapkan mini research serta ditambahkan dengan ujian kompetensi untuk vokasi dan profesi.
“Saya mengapresiasi STIKES Estu Utomo mendapat minat dari warga di berbagai daerah diluar Jawa Tengah. Ada yang dari Papua hingga Sulawesi. Ini membuktikan bahwa STIKES Estu Utomo telah melahirkan SDM atau lulusan yang berkualitas dan berkompoten khususnya di bidang Kesehatan,”tandas Sarwoko.
Sementara itu Lutfia Martiany Tagoi, S.Keb kepada Gorontalo Post mengatakan, dirinya berterima kasih kepada pihak keluarga terutama ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan berupa doa sehingga semua perjalanan studi S1 Kebidanan di solo bisa tercapai tanpa hambatan sedikitpun.
“Teristimewa buat suami yang selalu memberikan support dan hadir dalam segala hal untuk berjuang menempuh jenjang Pendidikan di luar kota,”ujar Lutfia yang juga ASN di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo ini.
Lebih lanjut dikatakan perempuan bercadar juga Ketua Yayasan Al Yasiir Berkah Gorontalo itu berharap agar ilmu yang didapat selama mengikuti Pendidikan S1 Kebidanan di STIKES Estu Utomo, Purwokerto Jawa Tengah bisa memberikan manfaat dan berkah bagi orang banyak. (roy)











