Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Pemerintah daerah (Pemda) Gorontalo Utara (Gorut) diminta agar dapat menseriusi persoalan abrasi yang ada di Desa Topi, Kecamatan Biawu. Hal ini dikarenakan, dampak buruk dari abrasi tersebut sudah sangat merugikan masyarakat.
Dari data yang dirangkum, ada kurang lebih enam kepala keluarga yang rumahnya roboh dan rusak akibat abrasi. Tak hanya itu saja, abrasi ini pula turut merusak jalan yang ada di Desa Topi.
Akibatnya, masyarakat hanya bisa melewati jalan yang tidak diaspal dan kecil untuk pergi ke Desa Topi. Jalanan tersebut juga hanya jalan tanah yang penuh dengan bebatuan besar dan sangat mengganggu pengguna Jalan.
“Beberapa hari yang lalu saya mendengarkan langsung keluhan masyarakat di desa ini. Mereka ingin ada upaya pemerintah untuk memperbaiki tanggul yang jebol, atau setidaknya ada solusi untuk mencegah terjadinya abrasi lagi,” jelas Elmawati Jaya.
Ketua Umum Paguyuban Kerukunan Mahasiswa Indonesia Biau (KMIB) tahun 2020 ini turut meminta, agar pemerintah bisa lebih serius bergerak untuk mengatasi persoalan abrasi.
Elmawati pula turut menyampaikan, setiap penghujung tahun atau tepatnya pada Desember, besar kemungkinan adanya potensi pasang air laut, sehingga dikhawatirkan akan terjadi potensi kerusakan yang lebih besar lagi di Desa Topi.
“Yang menjadi tanda tanya besar kami adalah, bagaimana proses penganggaran untuk pencegahan abrasi ini? Apakah bertahun-tahun tidak ada anggaran untuk penanganan abrasi?
Seharusnya ada solusi seperti pembuatan tanggul, pemecah gelombang, atau setidaknya dilakukan penanaman pohon mangrove sebagai salah satu upaya untuk penanganan persoalan abrasi. Pada dasarnya, kami berharap agar hal ini bisa segera diseriusi oleh pemerintah,” harap Elma. (MG-10)









