Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Pengembangan ekonomi berbasis green and blue economy menjadi topik utama, dalam Economic Outlook 2024 yang diselenggarakan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Rabu (6/11).
Acara ini dihadiri pejabat daerah, akademisi, perbankan, pelaku usaha, dan media, semuanya komitmen mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di daerah ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, menyampaikan sektor pariwisata di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan stabil setelah pandemi. Hal ini terlihat dari data ekonomi daerah yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 3-7% year-on-year (yoy).
Selain itu, survei Bank Indonesia terhadap usaha akomodasi dan makanan-minuman mengindikasikan peningkatan aktivitas, didukung berbagai program yang diinisiasi BI untuk memajukan pariwisata lokal.
Di antara program unggulan yang disebutkan adalah penguatan sistem pembayaran digital melalui merchant discount rate (MDR) ORIS 096, yang memungkinkan transaksi non-tunai dengan potongan khusus hingga 1% untuk usaha mikro.
“Digitalisasi dan dukungan terhadap UMKM ini penting agar industri pariwisata Gorontalo semakin berkembang dan lebih kompetitif,” ujar Dian.
Sementara itu, ISEI Cabang Gorontalo mempresentasikan hasil riset di delapan destinasi wisata unggulan, termasuk Kolam Lombongo, Hiu Paus Botubarani, dan Taman Laut Olele.
Penelitian ini menunjukkan bahwa konsep green and blue economy atau ekonomi hijau dan biru telah dikenal oleh banyak pelaku pariwisata, namun implementasinya masih minim.
Hasil riset menyimpulkan pentingnya perbaikan infrastruktur, tata kelola, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor pariwisata.
ISEI memberikan sejumlah rekomendasi jangka pendek, seperti peningkatan data statistik pariwisata, pengelolaan sampah, dan penyederhanaan mekanisme penerimaan pariwisata.
Di jangka menengah, rekomendasi mencakup daur ulang sampah, regulasi konservasi laut, dan penciptaan produk ramah lingkungan. Untuk jangka panjang, roadmap pengembangan energi terbarukan berbasis laut juga disarankan.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo menyampaikan bahwa strategi pengembangan pariwisata Gorontalo kini berfokus pada daya tarik destinasi, pemasaran, serta pengembangan SDM dan ekonomi kreatif.
Dinas Pariwisata juga bekerja sama dengan berbagai pihak melalui skema Pentahelix, yang menggabungkan peran akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.
Keunggulan pariwisata Gorontalo, seperti akomodasi yang terjangkau, kualitas udara yang baik, dan keanekaragaman hayati, menjadi daya tarik yang kompetitif.
Namun, sejumlah tantangan juga dihadapi, antara lain minimnya konektivitas bandara, kurangnya data pariwisata terbaru, dan penggunaan anggaran pemerintah yang rendah di sektor ini.
Dengan dukungan sinergi dan pengembangan ekonomi hijau serta biru, BI Gorontalo dan para pemangku kepentingan berharap sektor pariwisata dan pertanian di Gorontalo dapat tumbuh lebih pesat, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi provinsi ini. (tro/bi)