Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Proyek Kanal Tanggidaa sampai dengan saat ini belum tuntas. Pekerjaan infrastruktur yang dibiayai dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) berbanderol Rp 33 miliar itu, harusnya selesai pada Desember 2022.
Mangkraknya proyek tersebut, membuat warga geram. Berkali-kali masyarakat yang terdampak, melakukan aksi demo. Bahkan, warga juga pernah memblokade ruas jalan yang dilalui proyek itu.
Bukan hanya warga, Marten Taha juga kena imbas.
Di beberapa platform media sosial, mantan Wali Kota Gorontalo dua periode itu, disalahkan. Bahkan, Marten berulang-ulang dicibir netizen. Tapi, kala itu, Marten tak menanggapi. Dia lebih fokus menyelesaikan pekerjaan Jalan Panjaitan.
Marten sendiri dicibir lantaran proyek kanal Tanggidaa terletak di Kota Gorontalo. Padahal, jika ditelisik, penanggung jawab Kanal Tanggidaa adalah Pemprov Gorontalo, bukan Pemkot. Buktinya, ketika kasus ini mulai diselidiki aparat penegak hukum, yang digeledah adalah kantor Dinas PUPR Provinsi Gorontalo, bukan Kota Gorontalo.
Penggeledahan dilakukan pada bulan Agustus oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Gorontalo. Bukti lain jika Kanal Tanggidaa bukan program Pemkot adanya rencana Pemprov Gorontalo melanjutkan pekerjaan dengan sisa anggaran sebesar Rp 4,9 miliar.
“Anggarannya sudah siap Rp 4,9 miliar. Pak Gubernur minta supaya bisa dilanjutkan. Sakarang tahapannya persiapan administrasi,” kata Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Pemprov Gorontalo, Handoyo Sugiharto, Jumat (2/8/2024).
Handoyo menegaskan, jika dari sisi administrasi rampung, maka ia memastikan proses kelanjutan pembangunan kanal yang sempat terhenti tersebut akan dilanjutkan kembali. “Kemarin sampai akhir Mei dana PEN belum bisa dicairkan, tapi sekarang sudah clear. Anggarannya sudah ada di Dinas PUPR-PKP,” imbuhnya.(rwf)











Discussion about this post