Gorontalopost.id, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Provinsi Gorontalo di bulan Agustus 2024 mengalami inflasi year on year (y-o-y) sebesar -0,14 persen. Kota Gorontalo mengalami inflasi yoy -0,06 persen sementara Kabupaten Gorontalo mengalami inflasi yoy tertinggi sebesar -0,22 persen.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif mengatakan, jika dilihat dari kelompok penyumbang inflasi bulanan, pergerakan harga dari Juli ke Agustus utamanya deflasi -0,14 ini disumbangkan oleh turunnya harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,23 persen.
“Komoditas penyumbang utama inflasi yakni cabe rawit sebesar 0,29 persen, beras 0,12, terong 0,07, ikan malalugis/ikan sorihi 0,07 dan tarif air minum PDAM sebesar 0,06 persen,”jelas Mukhanif.
Dia melanjutkan, tomat menjadi komoditi penyumbang deflasi teratas yakni sebesar -0,42 persen. Bawang merah -0,30, kangkung -0,07, daging ayam ras -0,06 dan ikan tuna -0,04 persen.
Untuk nilai tukar petani (NTP) Gorontalo pada Agustus 2024 berada di angka 109,94 persen. Meningkat sebesar 2,60 persen dibanding Juli 2024 yang berada di point 107,15 persen.
“Beberapa provinsi mengalami kenaikan ada juga yang mengalami penurunan. Namun provinsi yang mengalami kenaikan tertinggi di Gorontalo. Kecil naiknya yakni 2,60 tapi yang tertinggi di Indonesia,”tegasnya.
NTP Provinsi Gorontalo menurut subsektor Agustus 2024 masih di dominasi oleh tanaman pangan (NTPP) sebesar 102,32 persen. Diperingkat kedua yakni Hortikultura (NTPH) 1,77,78 persen, Tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 129,98, Peternakan (NTPT) 104,77, Perikanan (NTNP) 94,41, Nelayan (NTN) 97,87 dan Pembudidayaan Ikan (NTP) sebesar 87,68 persen.
Lain halnya dengan Nilai Tukar Usaha Petani pada Agustus 2024 mencapai 113,24 persen. Naik sebanyak 2,39 persen dibandingkan pada bulan Juli 2024 sebesar 110,6 persen. (lyd)












Discussion about this post