Gorontalopost.id, GORONTALO – Proyek pembangunan kanal Tanggidaa, Kota Gorontalo terus didalami Kejaksaan Tinggi Gorontalo. Setelah menggeledah Kantor Dinas PUPR dan Badan Keuangan Provinsi Gorontalo. Kali ini giliran rumah mewah milik Haji Pepen digeledah Satuan Khusus Pemberantasan Korupsi Kejaksaan Tinggi (Kejati) Gorontalo, Selasa (20/8/2024).
Dalam kasus ini pengusaha terkenal di Gorontalo itu bertindak sebagai saksi yang juga sekaligus Vendor dalam proyek menggunakan dana Pemulihan EKonomi Nasional (PEN) dibanderol senilai Rp 33 miliar tersebut. Penggeledahan dilakukan berdasarkan Surat Perintah Kepala Kejaksaan Tinggi Gorontalo Nomor : PRINT–553/P.5.5/Fd.1/08/2024 tanggal 16 Agustus 2024.
Penggeledahan yang digelar Selasa, (20/8/2024) bertempat di Rumah saksi AL alias Haji PEPEN beralamat di Jalan Selayar Nomor 1 Kelurahan Liluwo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo. Tak hanya rumah Haji Pepen yang digeledah, melainkan rumah Saksi KWT alias Udin selaku manager proyek beralamat di Desa Tinelo Kelurahan Tinelo Kecamatan Suwawa Kab Bone Bolango.
Adapaun sejumlah item yang diperlukan dalam penggeladah yakni pakaian / badan setiap orang, Tempat pidana dilakukan dan atau terdapat lokasinya dan rumah atau halaman rumah atau gedung atau bangunan yang berkaitan dengan perkara aquo, Tempat-tempat lain, Surat / benda / barang lain, Benda bergerak dan benda tidak bergerak termasuk bukti elektronik yang berkaitan dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi Pekerjaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa Kota Gorontalo pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Tahun 2022.
Bahwa Tim Khusus Pemberantasan Korupsi Kejaksaan Tinggi Gorontalo yang berjumlah 15 orang di pimpin langsung Oleh Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Gorontalo Nursurya, S.H.,M.H tiba di kediaman Saksi Saksi AL alias H. PEPEN sekira Pukul 14:26 wita.
Sebelum melakukan penggeledagan, satuan khusus menemui Saksi AL alias H. PEPEN yang selanjutnya Ketua Tim Khusus Pemberantasan Korupsi Kejaksaan Tinggi Gorontalo menyampaikan maksud dan tujuan serta meminta izin kepada Saksi AL alias H. PEPEN untuk melaksanakan Penggeledahan.
Setelah mendapat ijin dari H. Pepen, Tim Khusus Pemberantasan Korupsi Kejaksaan Tinggi Gorontalo mulai memasuki setiap ruangan hingga kamar pribadi H. Pepen untuk mencari dokumen penting yang diperlukan.
Setelah kurang lebih tiga Jam dan memeriksa seluruh ruangan untuk mencari dokumen dan Barang barang yang diduga terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi Pekerjaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa, Tim Khusus Pemberantasan Korupsi Kejati menemukan sebanyak tujuh dokumen dan satu Alat Komunikasi hand phone milik H. PEPEN yang kemudian dilakukan penyitaan oleh tim Khsusus Tindak Pidana Korupsi.
Selanjutnya, Tim Khusus Tindak Pidana Korupsi menuju Rumah Saksi KWT alias Udin dengan tujuan yang sama yakni melaksanakan Tindakan penggeledahan pada seluruh ruangan rumah.

Setelah dua Jam melakukan penggeledahan, tim Khusus menemukan sebnayak 58 lima Puluh delapan dokumen yang diduga terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi Pekerjaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa. Semua dokumen itu disita dan di bawa oleh Tim Khusus Pemberantasan Korupsi ke kantor Kejaksaan tinggi Gorontalo.
Selama dilakukan Tindakan Penggeledahan oleh Tim Khusus disaksikan oleh Aparat Pemerintahan Setempat dan dibackup oleh Pengamanan dari Tim Intelijen Kejati Gorontalo, Kejaksaan Negeri Kota Gorontalo dan Kejaksaan Negeri Bone Bolango.
“Ya, Tindakan Penggeledahan ini dilaksanakan untuk kepentingan penyidikan Tindak Pidana Korupsi Pekerjaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa Kota Gorontalo pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Tahun 2022 yang terindikasi menyebabkan kerugian Keuangan Negara sebesar 5 (lima) milyar rupiah,”tandas Dadang Djafar SH, MH Kasi Penkum Kejati Gorontalo. (roy)











Discussion about this post