Gorontalopost.id, GORONTALO – Banjir yang menerjang Gorontalo, kemarin (11/7), melumpuhkan sebagian besar aktifitas masyarakat.
Karena banjir tidak hanya merendam rumah-rumah penduduk. Tapi juga fasilitas perkantoran hingga kawasan perdagangan, terutama di pusat Kota Gorontalo.
Hujan yang mengguyur Kota Gorontalo dari sejak Rabu (10/7) siang hingga Kamis (11/7) dinihari, membuat dua sungai besar yang melintasi Kota Gorontalo yaitu sungai Bone dan sungai Bulango meluap.
Selain itu, sungai-sungai kecil dan drainase yang ada di tengah pemukiman juga meluber ke areal pemukiman.
Akibatnya, hampir sebagian besar masyarakat di Kota Gorontalo bergelut dengan banjir sejak Kamis (11/7) dinihari hingga pagi harinya. Bahkan area-area yang selama ini dikenal bebas banjir, ikut berkutat dengan banjir.
Mobilitas masyarakat juga makin sulit karena sebagian besar jalan utama terendam dan tak bisa dilalui kendaraan.
Sebagian besar jalan yang ada di pusat Kota Gorontalo telah ditutup sejak Rabu malam, hingga kamis tadi malam pun, akses menuju pusat Kota Gorontalo tetap ditutup karena tidak bisa dilalui.
Lumpuhnya aktifitas masyarakat sudah terlihat sejak Kamis (11/7) pagi. Pada saat jam masuk kantor dan sekolah, jalan-jalan di Kota Gorontalo terlihat sepi dan lengang.
Beberapa ruas jalan utama yang biasanya mengalami kemacetan pada pagi hari seperti jalan John Ario Katili, Jalan Agus Salim, Jalan Sudirman serta jalan yang ada di pusat Kota Gorontalo terlihat sepi.
Ini disebabkan sebagian besar pekerja kantoran di pemerintahan maupun swasta tak masuk kantor karena rumah mereka tergenang air dari malam hingga pagi hari.
“Barang-barang dan pakaian kami terendam. Banyak yang tidak sempat diselamatkan,” ujar Eman salah seorang warga Huangobatu yang menjadi korban banjir.
Kelesuan juga terasa di sektor ekonomi. Toko-toko yang ada di pusat Kota Gorontalo sebagian besar tutup. Karena kawasan pertokoan dari Taruna Remaja hingga pasar sentral juga terendam banjir. Akses menuju pusat Kota Gorontalo juga sudah dibatasi.
Jalan-jalan yang ada di kawasan itu sudah tertutup banjir. Akibatnya, sebagian warga memilih mengungsi. Proses evakuasi juga harus dilakukan oleh tim Basarnas, BPBD, Tagana, dan relawan.
Mereka menggunakan perahu karet, hingga peralatan seadanya seperti pohon pisang yang dijadikan rakit, papan dan balok kayu, hingga ember. Evakuasi dilakukan kepada masyarakat rentan seperti lansia, ibu hamil, bayi dan anak-anak.
Pantauan Gorontalo Post, sejumlah wilayah yang terdapak banjir paling parah, terjadi di kawasan kelurahan Limba B, Biawu, Tenilo, Limba UII, Molosifat, dan sejumlah wilayah lainya.
Di Kelurahan Limba B, seperti di Jln Panigoro, tinggi air di jalan, bahkan mencapai pundak orang dewasa. Di Kelurahan Molosifat, tinggi air bahkan nyaris menyetuh atap rumah.
“Air naik cepat sekali, untungnya mobil saya sempat selamatkan. Rumah, sudah, (air) hampir sampai atap. Dua motor, kulkas, televisi, terendam. Saya baju dibadan saja ini,”kata, Risdianto, warga Molosifat.
Di tempat usahanya, di Jln Raja Eyato, Kota Gorontalo, mesin foto kopi dan komputer juga terendam. “Ya mau apalagi, masih tetap bersyukur, anak-anak dan keluarga berhasil dievakuasi,”katanya. Ditempatnya, kata dia, warga membutuhkan bantuan, seperti makanan dan air minum.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo Mahmud Baderan di Gorontalo mengatakan banjir terparah menggenangi wilayah Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat.
Menurutnya, banjir disebabkan curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolango, ditambah aliran sungai dari Danau Limboto.
“Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir,” kata Mahmud. Ia menjelaskan banjir di Kota Gorontalo terjadi karena curah hujan tinggi sejak 23 Juni 2024, kemudian banjir lagi pada 27 Juni, hingga berulang pada 3 dan 4 Juli.
“Kemarin pada tanggal 8, 9 dan 10 dan hingga kini banjir masih melanda, bahkan meluas menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Gorontalo,” katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo telah menyiapkan tempat-tempat pengungsian yaitu di Kantor Wali Kota, aula Rumah Dinas Wali Kota, auditorium Universitas Negeri Gorontalo (UNG), SMK Negeri 1 dan SMK 3 Kota Gorontalo, SDN 38 dan 341 Kota Gorontalo, serta Gedung Nasional Kota Gorontalo.
“Kami mengimbau masyarakat yang terdampak agar dapat mengungsi ke tempat aman atau di tempat pengungsian yang telah disiapkan maupun dapat mengungsi ke rumah keluarga yang tidak terdampak,” katanya.
Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pun dikerahkan untuk bekerja sama membangun dapur umum dan menyiapkan makanan siap saji bagi warga terdampak (rmb/tro/antara)
Comment