Gorontalopost.id, GORONTALO – Salah satu masalah krusial yang dihadapi warga korban banjir di Kota Gorontalo, yaitu sulit mendapatkan makanan. Sehingga banyak yang mengeluh kelaparan.
Di media sosial, banyak warga korban banjir yang meminta bantuan makanan. Mereka mengaku kelaparan karena belum makan dari pagi hingga sore hari. Lapar kian terasa karena mereka dalam kondisi kedinginan.
Ris salah seorang korban banjir di kelurahan Molosipat saat diwawancarai Gorontalo Post, kemarin (11/7)membenarkan keluhan itu.
Dia mengaku di wilayahnya banyak warga korban banjir belum makan seharian dari pagi hingga malam hari. “Kasihan banyak yang kelaparan. Belum makan satu hari,” ungkapnya.
Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi Gorontalo sebetulnya sudah membuat dapur umum untuk membantu memenuhi kebutuhan makanan para korban banjir.
Pemerintah Kota Gorontalo membangun dapur umum di rumah dinas Wali Kota. Sementara pemerintah provinsi membangun dapur umum di Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.
Jumlah makanan yang akan disiapkan oleh dapur umum Pemprov Gorontalo sebanyak 2.500 paket untuk sekali masak.
Setiap hari dapur umum akan memasak dua kali sehingga ada 5.000 paket untuk pengungsi banjir di Kota Gorontalo Tapi menurut Risdiyanto, lokasi dapur umum jauh dari tempat tinggal mereka.
“Banyak kendaraan warga korban banjir baik motor dan mobil yang terendam. Mereka tidak punya duit. Karena tak sempat menyelematkan barang-barang di rumah saat banjir. Air naik dengan cepat,” ungkapnya.
Dia mengatakan, warga yang kelaparan itu umumnya yang memilih bertahan di lokasi banjir dan menolak ke tempat pengungsian. Karena tak mau meninggalkan rumah mereka.
“Yang pergi ke tempat pengungsian kan banyak lansia dan anak-anak. Makanya kami sangat membutuhkan bantuan distribusi makanan,” jelasnya. (rmb)
Comment