Santri Sunan Ampel Diduga Jadi Korban Penganiayaan

Gorontalopost.id, GORONTALO – Dugaan penganiayaan terjadi Pondok Pesantren Sunan Ampel yang berada di Kota Gorontalo. Tindakan dugaan penganiayaan ini dilakukan oleh Pimpinan Pondok Pesantren kepada santrinya, MF (14) yang menyebabkan kepalanya robek.

Informasi yang dirangkum Gorontalo Post dari orang tua korban, Andre Sitio, penganiayaan itu terjadi di dalam asrama pondok pesantren, sekitar Sabtu malam. Awalnya, anaknya menerima pukulan dan tendangan dari Pimpinan Pondok Pesantren yang dilihat langsung oleh teman-temannya.

Menurut keterangan anaknya, tidak merasa puas, pimpinan Pondok Pesantrenpun melakukan pemukulan dengan menggunakan gagang sapu yang tidak diketahui entah gagang tersebut dari apa.

“Dipukul berulang-ulang. Saat itu anak saya tidak tahu kalau luka, tapi saat dia pegang kepala ternyata sudah ada darah tapi tetap dipukul. Mungkin juga yang pukul ini tidak tau kalau kepala anak ini sudah luka. Selesai melakukan pemukulan ini beliau buang sapu dan langsung masuk ke dalam,” ujarnya.

Ditambahkan pula, karena saat itu hujan deras dan merasa takut, serta tidak bisa menghubungi langsung kepada orang tua, anaknya terpaksa diam dan tidak berani melapor. Namun karena temanya panik melihat darah di kepala anaknya, akhirnya dibawa pulang ke rumah orang tuanya yang dekat dengan Pondok Pesantren Sunan Ampel.

“Diantar di rumah neneknya, dan saya mengetahuinya nanti subuh, saat diberitahukan oleh adik saya. Foto itu yang dikirimpun saya teruskan ke ustadz yang ada di pesantren, menanyakan apa yang terjadi, kenapa anak saya begini, tapi dari pihak pesantren tidak ada respon sama sekali,” tambahnya.

Karena tidak ada resepon dari pihak pesantren, dirinya pun langsung membuat laporan ke Polresta Gorontalo Kota, memeriksa serta melakukan visum.

“Ini juga sudah kami lapor ke pihak berwajib Polresta Gorontalo Kota, pada Minggu pagi. Setelah melakukan pelaporan, kami ke rumah sakit, dan luka robek yang di kepala itu, dijahit sebanyak dua jahitan,” paparnya.

Dirinya berharap, pihak Pondok Pesantren datang bertemu untuk melakukan musyawarah, karena dirinya belum mengetahui pasti apa yang terjadi pada anaknya sehingga menerima pukulan tersebut.

“Kata anak saya, dia ketangkap merokok. Memang kejadian ini sudah beberapa kali terjadi, dan memang setiap kejadian tidak ada teguran langsung pemukulan, makanya kejadian ini bukan yang pertama tapi berulang kali,” ungkapnya.

Sementara itu, Muhammad Munawir selaku pimpinan Pondok Pesantren Sunan Ampel membenarkan kejadian itu, karena santrinya yang ketahuan merokok.

Setelah kedapatan merokok, santri tersebut disuruh memegang rokok untuk dokumentasi, karena menurutnya kejadian tersebut memang sudah berulang kali terjadi. Bahkan dirinya sudah memerintahkan untuk membuat surat pernyataan untuk tidak merokok pada 2 Juli 2024.

“Kami ini mengajarkan anak-anak yang baik, ini dia merokok di depan juniornya lagi, dan ini juga saya sudah tulis semua kronologi dan juga sudah ada sama kuasa hukum saya,” pungkasnya (Tr-76)

Comment