Camp Tambang Suwawa Longsor, Tujuh Tewas Tertimbun

Gorontalopost.id, SUWAWA – Longsor besar terjadi di kawasan pertembangan rakyat Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Bone Bolango, Ahad (7/7) dini hari. Camp-camp tempat para penambang tinggal, tertimbun dan terbawa material longsor disaat mereka sedang terlelap tidur.

Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, hingga Ahad malam, sebanyak enam penambang, dan satu balita tewas dalam musibah itu. Mereka telah dievakusi, dan tiba di Desa Tulabolo, tadi malam.

Seorang saksi mata, Awen Nue yang juga penambang di lokasi itu menyebutkan, kejadian longsor begitu cepat, dan terjadi disaat mereka sedang tertidur. “Kejadianya kira-kira setengah empat (03.30 wita), masih tidur,”ujarnya.

Diperkirakan, korban tewas lantaran tidak berhasil menyelematkan diri, atau tertidur saat longsor terjadi. Longsor terjadi saat hujan deras yang mengguyur kawasan itu semalaman, atau sejak Sabtu (6/7) malam hingga Ahad dini hari.

Menurut Awen, mereka tidak menaruh curiga akan terjadi longsor malam itu. Kabar longsor menyebar dengan cepat melalui media sosial, yang paling parah terjadi di titik bor 1, karena terdapat sejumlah korban jiwa.

Di lokasi ini juga, korban tewas yakni Fatma Apita (40), dan anaknya bernama Dewa Saptura yang masih berusia empat tahun ditemukan meninggal dunia tertimbun longsor (data korban, lihat grafis).

Hingga sore, kemarin, proses evakuasi langsung dilakukan oleh warga penambang dan petugas tim pencarian dan pertolongan (SAR) yang telah tiba di lokasi.

Sekira mulai pukul 14.00 wita, para korban dievakuasi dengan cara di-tandu dengan berjalan kaki, dan tiba di Desa Tulabolo sekira pukul 20.00 wita.

Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi, yang berada di Desa Tulabolo, semalam, mengatakan, bahwa proses evakuasi akan dilanjutkan hari ini.

Proses evakuasi, lanjut Kapolda akan dilakukan dengan cara estafet, karena lokasi yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, belum lagi kata dia, akses menuju lokasi tidak mudah, terdapat jembatan yang putus.

“Disana (lokasi) banyak jalan yang putus, kami jalan kaki, kita buat posko, itu yang akan kita lakukan,”ujar Kapolda. Setiap posko, nantinya akan ada Basarnas, TNI Polri, BPBD, Kesehatan, PMI, dan RAPI.

“Karena di lokasi sulit sinyal telepon, kami melibatkan RAPI (radio amatir) untuk memudahkan komunikasi,”paparnya. Polda sendiri lanjut Kapolda, akan menurunkan tiga regu evakuasi, dimana setiap regu terdiri dari 50 personel.

“Malam ini (semalam,red) tidak mungkin lagi naik ke atas (lokasi). Sudah kita bagi, siapa berbuat apa bertanggungjawab ke siapa. Contoh untuk update itu ke Basarnas. (informasi) saya kendali Basarnas juga, nanti kedepan tiap saat update, dari Basarnas,”terang Kapolda. Ia berharap doa masyarakat Gorontalo untuk memudahkan proses evakuasi.

Kepala Kantor Basarnas Gorontalo, Heriyanto kepada wartawan mengatakan, jumlah korbang yang tertimbun longsor di tambang Suwawa, sebanyak 17 orang.

Dari belasan orang tersebut, tujuh diantaranya meninggal dunia, enam orang dalam pencarian serta lima diantarannya bisa diselamatkan namun dengan kondisi ada yang patah kaki dan luka-luka.

“Untuk yang selamat, sebagian sudah dievakuasi ke rumah masing-masing. Sementara yang lainnya masih dalam perjalanan,”ungkap Heriyanto tadi malam sekitar pukul 22.36 Wita.

Saat ini pihaknya kata Heriyanto terkendala dengan akses yang terputus akibat jembatan yang menjadi penghubung ke Tambang tersebut hanyut dibawa banjir.

Untuk memudahkan pencarian, pihaknya akan memetakan lokasi dan akan membagi tim. Nantinya ada tim yang akan memantau menggunakan drone yang dilengkapi alat panangkap suhu panas tubuh di tiga titik longsoran yang terdampak.

Selain itu pihaknya sudah berkokrdinasi dengan pihak terkait untuk bantuan alat berat berupa Excavator untuk penggalian korban yang tertimbun longsor.

“Selain kami membutuhkan alat penggalian manual, tentu dibutuhkan pula alat berat berupa Excavator, kami sudah berkoodinasi dengan perusahaan PT Gorontalo Mineral yang terdekat dari tambang tersebut untuk peminjaman alat berat,”tandas Heriyanto.

Sementara itu, pantauan Gorontalo Post di Desa Tulabolo, semalam, para korban yang dievakuasi tiba dengan cara di-tandu. Jenazah korban yang tiba di rumah duka disambut tangis warga yang sudah menanti sejak siang kemarin.

Korban meninggal, yakni Fatma Apita langsung dimakamkan semalam, sementara korban meninggal lainya langsung di larikan ke rumah sakit Bhayangkara Polda Gorontalo, dan rumah sakit terdekat bagi korban yang luka-luka. (tro/tha/roy)

Comment