Penduduk Miskin di Gorontalo Berkurang 5,7 ribu Jiwa

Gorontalopost.id, GORONTALO – Upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan patut diapresiasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Gorontalo berkurang.

Pada bulan Maret 2024, jumlah penduduk miskin diGorontalo mencapai 177,99 ribu orang, berkurang 5,72 ribu orang dibandingkan Maret 2023 yang berjumlah sebanyak 183,71 ribu orang atau presentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada Maret 2024 sebesar 14,57 persen, turun 0,58 persen poin terhadap Maret 2023.

Adapun presentase kenaikan garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo BPS menginformasikan, selama Maret 2023 hingga Maret 2024 garis kemiskinan naik sebesar 6,97 persen atau naik sebesar Rp30.812, yaitu dari Rp442.194 per kapita per bulan pada Maret 2023 menjadi Rp473.006 per kapita per bulan pada Maret 2024.

“Peranan Komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non makanan. Makanan menyumbang angka sebesar 77,30 persen atau sebesar Rp365.613, sementara yang non makanan berkontribusi sebanyak 22,70 persen atau sebesar Rp107.393 ribu,”kata Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif pada gelaran konferensi pers. Senin,(1/7).

Mukhanif mengungkapkan, dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan pendekatan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, BPS menilai kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran atau belanja.

“Peranan komoditas makanan penyusun garis kemiskinan diwilayah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah perkotaan,”ujarnya.

Komoditas makanan penyusun garis kemiskinan di perkotaan pada Maret 2024 adalah beras 29,71 persen. Disusul oleh rokok kretek filter 12,38, tongkol/tuna/cakalang 5,44 cabe rawit 2,45, kue basah 2,40, bawang merah 2,23, gula pasir 1,93 telur ayam ras 1,77, tomat 1,63 sementara mie instan dan komoditas makanan lainnya masing-masing 1,48 dan 12,83, total makanan sebesar 74, 25 persen.

Untuk perdesaan, komoditas makanan penyusun garis kemiskinan berupa beras sebesar 31,07 persen. Rokok kretek filter 11,81 persen, ikan tongkol. Tuna dan cakalang 5,76, kue basah 3,44, gula pasir 2,52, cabe rawit 2,49. Telur ayam ras dan bawang merah dikisaran angka 2,12 dan 2,10. Mie instan 1,71, tomat 1,59, komoditas makanan lainnya menyumbang angka 15,21 dengan total sebesar 79,82 persen.

“Hal ini dapat dimaknai, naiknya harga beras akan sangat berdampak bagi warga perdesaan dibanding dengan warga perkotaan,” timpalnya.

Selain itu BPS juga mencatat, selama periode Maret 2023 hingga Maret 2024 angka inflasi umum provinsi Gorontalo tercatat 4,13 persen. Lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional pada periode yang sama tercatat sebesar 3,05 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau pada periode Maret 2023 hingga Maret 2024 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 9,26 persen.

Sementara untuk Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan 1 tahun 2024 9januari-maret) secara rata-rata sebesar 110,37 atau mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 8,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.

NTP sub sektor tanaman pangan dan hortikultura pada periode yang sama mengalami kenaikan yang jauh lebih besar masing-masing sebesar 15,34 persen dan 15, 27 persen. (lyd)

Comment