Gorontalopost.id, LIMBOTO – Aksi demonstrasi yang berlangsung di Menara Limboto, yang menyuarakan tentang dugaan adanya mafia solar, Selasa (4/6) nyaris ricuh.
Awalnya, puluhan supir dan mobil truck telah memadati seputaran Menara Limboto. Pada saat itu, para supir menyuarakan aspirasinya terkait dengan kelangkaan solar, dan antrian yang begitu panjang di seluruh pertamina yang ada di Gorontalo.
Tiba-tiba saja, salah seorang orator yakni Taufik Buhungo, nyaris adu jotos dengan salah seorang warga yang berada di bawah Menara Limboto.
Beruntung adu mulut dan nyaris baku hantam itu, langsung dilerai oleh warga dan juga aparat Kepolisian yang bertugas mengamankan lalu lintas di sekitar lokasi demonstrasi.
Taufik Buhungo selaku orator mengaku, aksi mereka dengan sejumlah supir ini, tidak lain untuk mempertanyakan kelangkaan solar, yang mengakibatkan para supir harus antri dan tidur di pertamina selama dua hari. Kelangkaan ini pula turut diduga akibat adanya aktifitas PETI di Pohuwato.
“Kami meminta kepada Kapolda Gorontalo, untuk menutup aktifitas PETI di Pohuwato, agar kelangkaan solar teratasi,” ungkap Taufik.
Ditambahkan pula, diduga akibat aktivitas PETI di Pohuwato, para supir truk susah mendapatkan solar di SPBU. Hal tersebut diduga karena solar yang ada di SPBU, sudah dimanfaatkan oleh oknum-oknum penimbun, yang kemudian disalurkan ke PETI di Pohuwato.
“Kami meminta ketegasan dari aparat Kepolisian untuk bertindak tegas. Jangan ada lagi oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang melakukan penimbunan solar, karena hal tersebut akan merugikan masyarakat, khususnya para supir,” tegasnya.
Setelah melaksanakan orasi di Menara Limboto, aksi kemudian berlanjut di Polda Gorontalo, di mana para mereka meminta agar Kapolda Gorontalo menutup aktivitas PETI, agar aktifitas para supir truk kembali normal, dan tidak lagi merasa kekurangan solar, serta tidak harus mengantri berhari-hari di SPBU akibat kelangkaan solar. (Wie)
Comment