Gorontalopost.id, GORONTALO – Ribuan warga Gorontalo tumpah di simpang empat kompleks NasDem Tower, Kota Gorontalo, Senin (29/4) malam.
Mereka menyaksikan laga semi final Tim Nasional (timnas) Indonesia vs timnas Uzbekistan pada pertandingan Piala Asia U-23, melalui Screen LED berukuran jumbo yang terpasang di depan kantor DPW Nasdem Gorontalo itu.
Para pendukung Garuda Muda ini kompak berteriak gembira, saat timnas Indonesia berhasil membobol gawang Uzbekistan pada babak kedua.
Namun kegembiraan itu tiba-tiba pupus, setelah wasit, Shin Yinhao yang memimpin pertandingan membatalkan gol Indonesia itu, usai menyaksikan Video Assistant Referee (VAR).

Diakhir pertandingan, skor 2-0 untuk kemenangan Uzbeksitan. Dengan hasil ini, memupuskan ambisi Garuda Muda melaju ke babak final.
Hanya saja, bukan hanya target final Piala Asia yang menjadi target anak asuh Shin Tae-yong ini, namun bagaimana Garuda Muda bisa berlaga di Olimpiade yang akan berlangsung di Paris, Prancis tahun ini. Kendati kandas ke babak final Piala Asia, namun Indonesia masih berpeluang besar meraih tiket ke Paris.
Sebetulnya, jika berhasil mengalahkan Uzbekistan tadi malam, maka timnas Garuda Muda bukan hanya meraih tiket final Piala Asia, Garuda Muda juga otomatis lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Pada Olimpiade Paris, masih tersisa tiga slot jatah AFC. Tiga tempat itu, nantinya akan diisi oleh peringkat 1,2,3 Piala Asia U-23 tahun ini.
Indonesia masih berpeluang untuk meraih posisi ketiga, jika nanti memenangkan laga 3-4 Piala Asia. Bagaimana jika kalah juga di laga perebutan juara tiga? Peluang terakhir adalah memenangkan laga play off. Lawannya adalah peringkat 4 Piala Afrika U-23, Guinea.
Terakhir kali timnas Indonesia berlaga di Olimpiade adalah pada Olimpiade Melbourne 1956. Meskipun peluang untuk lolos ke Olimpiade 2024 masih terbuka, Pelatih Shin Tae-yong memiliki pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, terutama terkait dengan masalah gol bunuh diri para pemainnya yang telah merugikan skuad Garuda Muda.
Dalam perjalanan mereka di Piala Asia U-23, Timnas Indonesia U-23 telah menjadi sorotan karena jumlah gol bunuh diri yang cukup tinggi.
Sebanyak tiga gol bunuh diri telah tercatat dalam pertandingan-pertandingan mereka. Pertama, Justin Hubner mencetak gol bunuh diri saat menghadapi Yordania, kemudian Komang Teguh ketika bersua dengan Korea Selatan, dan terakhir adalah Pratama Arhan dalam laga kontra Uzbekistan.
Keberadaan gol bunuh diri ini menjadi sebuah masalah yang tidak bisa diabaikan oleh Shin Tae-yong. Gol-gol tersebut tidak hanya merugikan secara langsung dalam perolehan skor, tetapi juga dapat memengaruhi mental dan kepercayaan diri para pemain.
Oleh karena itu, Shin Tae-yong perlu segera menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini agar tidak terulang di pertandingan-pertandingan selanjutnya, termasuk dalam perebutan tempat ketiga. Tentu saja, penyelesaian masalah ini bukanlah hal yang mudah.
Shin Tae-yong dan staf pelatihnya perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap performa pemain, terutama dalam hal konsentrasi dan ketepatan dalam mengantisipasi situasi di lapangan.
Latihan yang terfokus pada meningkatkan kemampuan bertahan dan komunikasi antarpemain juga menjadi kunci dalam mengurangi risiko terjadinya gol bunuh diri.
Selain itu, aspek mental juga harus diperhatikan dengan serius. Shin Tae-yong perlu memberikan dukungan dan motivasi ekstra kepada para pemain untuk mengatasi tekanan dan ketegangan yang mungkin muncul selama pertandingan.
Membangun kepercayaan diri yang kuat dan meningkatkan rasa percaya diri para pemain dapat membantu mengurangi kesalahan-kesalahan yang berujung pada gol bunuh diri.
Dalam perebutan tempat ketiga, Timnas Indonesia U-23 tidak hanya berjuang untuk meraih hasil yang memuaskan, tetapi juga untuk membuktikan bahwa mereka mampu belajar dari kesalahan dan mengatasi tantangan dengan cara yang lebih baik.
Meskipun telah menjadi tim yang paling banyak mencetak gol bunuh diri dalam turnamen ini, Timnas Indonesia U-23 masih memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka bisa bangkit dan meraih prestasi yang gemilang. (tro/jp)











Discussion about this post