Gorontalopost.id, GORONTALO – Kendati sudah ada larangan keras dari aparat pemerintah baik secara langsung kepada masyarakat maupun melalui baliho yang berisi larangan membuangan sampah di tepi Jalan Gorontalo Other Ring Road (GORR).
Namun, masih saja ada masyarakat tidak bertanggungjawab yang kerap menjadikan jalan GORR tersebut sebagai tempat pembuangan sampah.
Pantauan Gorontalo Post, sampah berserakan di tepi jalan GORR di sejumlah titik. Padahal terpampang jelas spanduk larangan untuk membuang sampah, namun masih ada saja sampah yang berserakan.
Rudi Husain salah seorang masyarakat Desa Dumati Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo mengaku kerap melihat masyarakat membuang sampah di tepi jalan GORR secara terang-terangan mulai dari pagi, siang atau malam hari.
Diungkapkan Rudi, sampah itu juga lama kelamaan sering menumpuk di satu tempat. “Sebagian besar masyarakat membunag sampah itu naik motor atau mobil dari arah Utara GORR,”ungkap Husain.
Kepala Balai BPJN Gorontalo, Agung Sutarjo saat dikonfirmasi wartawan koran ini mengatakan, persoalan yang berserakan di sekitar jalan GORR sudah menjadi fenomena yang tidak enak di pandang baik untuk masyarakat lokal terlebih tamu yang berkunjung ke Gorontalo.
Agung telah mengusulkan ke Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo maupun Kabupaten Gorontalo untuk pembuatan tempat pembuangan sampah di beberapa titik yang ada di GORR.
Rencananya akan membangun Rest Area di tepi jalan GORR yakni pada titik dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan Gorontalo dari atas perbukitan.
“Kami mohon usulan-usulan ini dapat diperkuat dari Pemda. Kami pun mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan di sepanjang jalan tersebut,”imbau Sutarjo.
Sampah di jalan GORR itu diakui Sutarjo memang sudah menjadi perhatian BPJN Gorontalo setiap ke arah Tibawa, beberap titik menjadi tempat masyarakat membuang sampah.
Ditambahkan mengapa kelanjutan pembangunan jalan di GORR saat ini telah dikerjakan dengan terget akan diselesaikan pada bulan juni 2024.
Dari kecamatan Tibawa, pintu masuk badara Djalaludin hingga kecamatan Tapa telah tersambung dengan sisa pekerjaan sekitar 1.8 Kilometer. (roy)










Discussion about this post