Gorontalopost.id, GORONTALO – Bank Indonesia Gorontalo menjadikan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai sektor penting penggerak ekonomi daerah.
Tidak heran, BI dengan konsisten menumbuhkan UMKM ‘naik kelas’ melalui program UMKM Binaan, dari yang hanya biasa-biasa saja, kini menjadi pelaku usaha dengan omset menggiurkan, bahkan mampu menghasilkan produk berkelas ekspor.
BI merangkum kisah sukses para UMKM itu melalui buku Menebar Asa, Meraih Cita, yang diterbitkan BI Gorontalo, pada November 2023 yang lalu.
Kepala perwakilan BI Gorontalo, Dian Nugraha, mengatakan, buku ini merupakan kisah perjuangan UMKM menuju kesuksesan melalui sentuhan dan stimulus yang Bank Indonesia berikan dalam mengembangkan usahanya.
“Para pelaku UMKM yang kami hadirkan pada buku ini merupakan representasi dari UMKM binaan di bidang olahan pangan, fesyen, kerajinan dan termasuk pengembangan di Kawasan pondok pesantren,”papar Dian saat bedah buku yang berlangsung di galery Bank Indonesia, Jln Nani Wartabone, Kota Gorontalo, Senin (1/4).
Dian menambahkan, keberhasilan pengembangan UMKM binaan BI Gorontalo merupakan tindak lanjut dari implementasi prinsip-prinsip pengembangan UMKM yang diterapkan oleh Bank Indonesia secara Bl-Wide.
“Implementasi tersebut disesuaikan dengan kondisi Provinsi Gorontalo yang berfokus pada akselerasi peningkatan manajemen produksi, sumber daya manusia, keuangan, hingga promosi untuk mendorong kemajuan UMKM sebagai unit usaha yang berdaya saing tinggi, sehingga mampu memperkuat jaringan pemasaran baik dalam maupun luar negeri,” urainya.
Salah satu pelaku usaha yang ditampilkan adalah UMKM Tiar Handycraft, Isnawati Ilahude sebagai owner, mengembangkan UMKM ini saat pandemi Covid-19.
Isnawati memilih terjun ke dunia fesyen dengan mengembangkan karawo ecoprint, yakni karawo dengan pewarnaan ramah lingkungan lantaran menggunakan bahan alami.
Bagi Isnawati, tidak mudah mengembangkan usahanya itu, lantaran karawo ecoprint memiliki warna yang lebih lembut tidak strong seperti keinginan pasar.
Ia tidak patah semangat, usahanya itu kemudian dilirik BI karena mengembangkan bahan ramah lingkungan. Kini karawo ecoprint, makin populer, bahan merambah pasar global.
Bedah Buku itu menampilkan empat narasumber yakni Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Gorontalo, Firma Agustina, pelaku UMKM Tiar Handycraft, Isnawati Ilahude yang juga akademisi, Jurnalis Adiwinata Solihin, dan serta UMKM Cahya Bintang, Sefya Kiayi.
Gubernur Gorontalo diwakili Asisten II Setda Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung Ekonomi Indonesia.
Sebanyak 99 persen usaha Masyarakat di Indonesia merupakan UMKM. Di Provinsi Gorontalo kata dia, juga demikian.
Pemprov Gorontalo kata dia, mengapresiasi peran BI Gorontalo yang selama ini terus memberikan perhatian pengembangan UMKM di Provinsi Gorontalo.
“Sudah banyak UMKM binaan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang telah sukses bahkan sudah sampai pada tahap ekspor,”katanya. (tro)











Discussion about this post