Gorontalopost.id, GORONTALO – Dinas Pertanian (Distan) Kota Gorontalo mengakui jika sawah di Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo diserang hama.
Hanya saja, intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tersebut masih kategori ringan.
Hal ini disampaikan Yurita T. Walangadi selaku Kepala Bidang Pertanian Kota Gorontalo saat memberikan klarifikasi dalam bentuk rilis.
“Jadi serangan Hama dan Penyakit tetap ada, tapi intensitas kerusakan masih kategori Ringan (Sumber : Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Kecamatan Sipatana ),”jelas Yurita dalam rilisnnya yang dikrim ke redaksi Gorontalo Post.
Yurita juga meluruskan informasi bahwa Luas lahan di Poktan Tumba Kelurahan Bulotadaa Timur Kecamatan Sipatanaa bukan +40 Ha melainkan hanya + 21 Ha (Sumber : BPP Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo).
Lebih lanjut Yurita juga menyampaikan, dalam rangka meminimalisir penggunaan pestisida Kimia secara berlebihan, Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP) Provinsi Gorontalo bersama Dina Kelautan Perikanan dan Pertanian Kota Gorontalo di tahun sebelumnya.
Pada 2024 ini , sudah berulang kali melakukan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (GPOPT) pada hampir seluruh Areal persawahan.
Upaya ini juga turut melibatkan petani secara aktif, bersama petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman dan Penyuluh Pertanian di Masing-masing Wilayah dengan menggunakan Pestisida Organik berupa : Paenybacilus, BT Plus, Metharizep dan Prima Deco sebagai antisipasi pencegahan ledakan Organisme Pengganggu Tanaman tersebut.
Yurita menyampaikan pula bahwa kondisi tanaman padi di Sipatana saat ini berumur+ 65 – 70 HST dan dalam keadaan sehat.
Yurita juga mengakui tidak ada petani bernama Rahman Husain sebagaimana diberitakan di koran ini.
Namun menurut Husen Indara salah satu petani di Jalan Tumba, bahwa memang petani yang menggarap sawah di samping Masjid Al Kautsar jalan Barito itu tidak masuk dalam kelompok tani Tumba.
Sebab yang bersangkutan adalah warga Bone Bolango. “Dia hanya penggarap, dan bukan warga Sipatana, tapi warga Bone Bolango,”ungkap Husen.
Bahkan, Husen juga mengungkapkan, dirinnya saat ini tengah melakukan penyemprotan hama ulat penggerek batang di sawah yang digarapnya.
Pestisida yang digunakan pula beragam merek seperti Sidamethrin, Trisula 450 SL. “Kalau tidak disemprot pakai pestisida, pasti batang padi akan digerek dari dalam hingga padi tersebut jadi berwarna putih dan lama kelamaan mati,”tutup Husen. (roy)











Discussion about this post