gorontalopost.id – Antusias masyarakat mengikuti pemungutan suara ulang (PSU) di empat tempat pemungutan suara (TPS) di Bone Bolango, Kamis (22/2) kemarin, menurun tajam. Pemilih yang datang mencoblos sangat minim. Yang mencoblos hanya separuh dari jumlah yang mencoblos pada 14 Februari lalu. Adapun TPS yang melaksanakan PSU masing-masing, TPS 002 Poowo Barat, TPS 006 Pauwo, TPS 008 Pauwo dan TPS 008 Padengo.
Berdasarkan pantauan awak media ini, suasana PSU di 4 TPS itu terlihat sepi. Ini terlihat dari kursi yang telah disediakan untuk pemilih sering kali dalam kondisi kosong. Bahkan penumpukan pemilih yang biasanya mengantri juga tidak terjadi.
Sampai pelayanan ditutup pukul 13:00 Wita, tingkat partisipasi pemilih pada pelaksanaan PSU di 4 TPS justru berkurang dibandingkan dari pada hari pencoblosan 14 Februari. Sesuai data yang berhasil dirangkum awak media ini, di TPS 002 Poowo Barat, dari 236 DPT, yang menggunakan hak suara saat 14 Februari sebanyak 222 jiwa. Namun saat PSU tinggal 184 pemilih.
Di TPS 008 Padengo dari 261 jumlah DPT, saat hari pencoblosan sebelumnya, yang datang menggunakan hak suaranya sebanyak 239 pemilih. Namun saat PSU tinggal 164 jiwa. Hal yang sama juga terjadi di TPS 006 Pauwo. Dari 282 DPT. Dihari pertama pemilih yang menggunakan hak suara sebanyak 256 orang. Namun di PSU tinggal 181 pemilih. Di TPS 008 Pauwo, dari total DPT sebanyak 284 pemilih. Saat pencblosan awal pemilih sebanyak 243 jiwa. Namun di PSU hanya 202 jiwa .
Ketua KPU Bonbol Sutenty Lamuhu membenarkan minimnya animo pemilih saat PSU. ” Mungkin karena pengaruh satu jenis pemilihan saja di tiga TPS kecuali Poowo Barat ada tiga jenis pemilihan, ” ujarnya. Sutenty pun menyinggung soal honorarium KPPS pada pelaksanaan PSU yang dipastikan tidak ada. Pasalnya honor petugas KPPS kata dia sudah melekat sebagai bagian kerja tugas KPPS yang masa kerjanya sampai berakhir ditanggal 25 Februari. “Tetapi operasional untuk pembangunan TPS, konsumsi dan hal lainnya yang dibutuhkan pada saat pemungutan suara itu masih disupport KPU, ” jelasnya.
Sementara ketua Bawaslu Bonbol Sofyan Djama membeberkan terjadinya PSU di 4 TPS di tiga desa-kelurahan di Kabila lantaran pada saat pencoblosan 14 Februari kemarin didapati kejadian khusus. Dimana ada total 7 pemilih di 4 TPS itu yang seharusnya tidak dapat dilayani oleh KPPS karena tidak berhak menyalurkan haknya di TPS tersebut namun malah dilayani petugas KPPS. Sebab ketujuh pemilih yang datang itu hanya menunjukan KTP-el yang bukan beralamatkan di TPS tersebut dan tidak terdaftar didalam DPT maupun DPtb sehingga dalam aturan dan regulasi tidak diperkenankan. ” Maka pada PSU kali ini kami memaksimalkan pengawasan baik dari Bawaslu sampai di Pangawas kelurahan sudah standbuy kawal full, ” ujarnya.
Sofyan akui juga pada PSU nampak sedikit saksi yang hadir. Meski begitu ia pastikan itu tidak dapat mengurangi atau menghambat jalannya pelaksanaan PSU. Demikian pula tugas pengawasan di PSU yang tidak nampak dijalankan petugas pengawas TPS (PTPS).Dia menjelaskan bahwa saat ini masa tugas PTPS telah berakhir sehingga harus mengoptimalkan pengawas kelurahan dan Kecamatan sampai ditingkat Bawaslu.
Kapolda Gorontalo Irjen (Pol) Angesta Romano Yoyol bersama jajaran juga turun langsung memantau pelaksanaan PSU khususnya di TPS 002 Poowo Barat. Kapolda mengaku ikut terlibat guna memastikan jalannya pelaksanaan PSU dengan baik. ” Kita sekarang melihat PSU ini tertib aman dan lancar kami hanya datang memberikan semangat supaya tertib aman dan lancar, ” ujarnya sambil memastikan semua TPS yang melangsungkan PSU dijaga pengamanan dari pihak kepolisian. (csr)











Discussion about this post