Gorontalopost.id, POHUWATO – Musim kemarau yang cukup panjang, turut memberikan dampak besar bagi para nelayan yang ada di Pohuwato.
Di mana selama 2023 ini, tangkapan ikan para nelayan mengalami penurunan drastis.
Ibrahim, salah seorang masyarakat nelayan di Dusun Minango, Desa Pohuwato Timur, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato mengatakan, saat kemarau hasil tangkapan ikan menurun drastis.
Akibatnya, banyak nelayan yang jarang turun ke laut untuk mencari ikan, karena hasil tangkapan hanya sedikit, bahkan biasanya nelayan pulang dengan tangan kosong saat melaut.
“Pendapataan kami jika bukan musim kemarau, bisa mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Tetapi sekarang karena musim kemarau, pendapatan kami hanya berkisar diangka Rp 300 ribu,” ungkapnya saat diwawancarai awak Gorontalo Post.
Ditambahkan pula, sebelum musim kemarau hasil tangkapan ikan mereka bisa mencapai 100 kilogram bahkan lebih dalam dua hari saat melaut, akan tetapi sekarang nelayan hanya bisa mendapat 30 kilogram atau 40 kilogram dalam dua hari.
“Hal ini berdampak pada harga ikan saat dipasarkan. Biasnya ikan dijual dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp 30 Ribu per kilogram, tetapi sekarang karena musim kemarau jadi kami para nelayan menjual dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram,” tuturnya.
Ibrahim juga mengatakan, di musim kemarau mereka jarang mendapatkan ikan tuna dan ekor kuning, yang timbanganya 1 kilogram hingga 2 kilogram.
Hal ini juga yang berimbas pada pendapatan mereka.
“Ikan tuna dan ekor kuning itu biasanya ada ketika berakhirnya musim kemarau. Bahkan semua jenis ikan akan mulai bermunculan, sehingga pendapatan kami para nelayan bisa mencapai Rp 2 juta bila kemarau berakhir.
Dengan kondisi seperti ini, kami para nelayan berdoa agar musim kemarau segera berakhir.
Kami pun berharap agar pemerintah, bisa turut melihat kondisi kami para nelayan,” harapnya. (Mg-04)
Comment