gorontalopost.id– Camp pertambangan emas tanpa izin (Peti) di Desa Motomboto, Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango, di datangi Kapolda Gorontalo Irjen Pol Drs. Angesta Romano Yoyol. Kawasan mirip perkampungan tengah hutan itu, tak hanya dihuni para penambang, tapi juga terdapat sejumlah perempuan, dan cafe yang menjual bebas minuman keras.
Kapolda yang datang bersama ratusan personel Polda Gorontalo, dan Polres Bone Bolango itu memang sengaja mendatangi kawasan tersebut untuk melakukan penertiban dan bersih-bersih penyakit masyarakat.Hal itu lantaran maraknya keributan di lokasi tambang itu, hingga puncaknnya berujung insiden pembacokan terhadap salah seorang penambang pekan lalu hingga kritis.
Pantauan Gorontalo Post, Ahad (3/9) sekitar pukul 06.00 Wita, personel Polri berkumpul di Desa Tulabolo untuk dilakukan apel. Sekitar 100 personel gabungan Brimob, Samapta, Intel, Reskrim hingga provost dikerahkan menuju lokasi tambang Desa Motomboto Kecamatan Suwawa Timur. Untuk mencapai hingga ke lokasi tambang harus menggunakan motor trail milik Polda Gorontalo dan Polres. Sebagian rombongan termasuk para awak media menggunakan sepeda motor ojek.

Kapolda Gorontalo bersama para Pejabat Utama (PJU) Polda mengendarai motor trail masing-masing. Perjalanan yang ditempuh selama kurang lebih hampir dua jam itu harus melaui medan yang sangat terjal. Di beberapa titik jalan tertentu terdapat jalan yang sempit dan di sebelahnya jurang yang sangat tinggi. Setibanya di lokasi tambang, Kapolda yang memimpin operasi meminta anggotannya untuk menggeledah semua kafe maupun kios yang menyimpan menuman keras.
Kapolda juga meminta personel untuk memeriksa para perempuan yang bersembunyi di-Camp-camp. Para perempuan yang ditemukan langsung dikumpulkan di satu tempat untuk diberikan pembinaan. Kapolda mengatakan, bahwa tidak baik perempuan berada di lokasi tambang yang mayoritas laki-laki. Beberapa diantara para perempuan itu, ada yang mengaku telah bersuami. Namun, Kapolda tetap meminta para perempuan itu agar meninggalkan lokasi tambang. “Jadi saya minta semua perempuan yang ada di lokasi tambang, tidak ada yang terkecuai agar segera berkemas dan keluar dari lokasi ini.
Jika masih kedapatan berada disini lagi, maka siap-siap menghadapi konsekwensi hukum yang ada,”ujar Kapolda. Orang nomor satu di Institusi Tribrata Gorontalo ini juga meminta agar semua kafe dibongkar. Warga yang sangat antusias dengan tindakan tegas Kapolda itu ikut membantu pembongkarn tempat hiburan malam. Bahkan, terdapat salah satu kafe dibakar warga hingga menjadi arang. Beberapa botol miras yang ditemukan langsung di musnahkan di tempat dengan cara dipecahkan botolnya.
Sementara senjata tajam yang ditemukan dibawa ke Polres Bone Bolango sebagai barang bukti untuk proses lebih lanjut.Selanjutnya Kapolda melanjutkan perjalanan menuju lubang emas dan batu hitam. Ke lokasi ini rombongan Kapolda harus berjalan kaki hingga beberapa ratus meter menuju puncak bukit. Kapolda menemukan sejumlah lubang tambang yang masih beroperasi. “Kita lakukan penertiban ini agar masyarakat tentram, tidak ada ribu-ribut lagi, sebab faktor utama penyebab ribut hingga terjadi pembacokan itu, pemicunnya adalah Miras dan perempuan serta tajam,”tegas Kapolda saat diwaancarai awak media.
Kapolda akui bahwa dalam penertiban penyakit masyarakat tidak terlepas dari dukungan penuh warga. Karena dengan adannya tempat hiburan malam membuat keamanan dan ketertiban tidak terkendali. “Dari mabuk-mabuk itulah sampai terjadi keributan. Tidak ada perlawanan dari pemilik kafe sat dibongkar, karena dari awal sudah diimbau untuk membongkar sendiri, namun Tarena tetap tidak membongkar sehingga masyarakat yang membongkarnya,”tandas Jenderal dua bintang itu. (roy)












Discussion about this post