Gorontalopost.id – Seorang bocah usia 10 tahun di Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, harus meregang nyawa dengan cara mengenaskan, Sabtu (13/5) petang. Di tubuhnya didapati sedikitnya 47 luka, sekujur tubuhnya membiru, termasuk tangan dan mata. Bocah laki-laki ini diduga tak tahan menahan sakit, akibat menjadi sasaran samsak dua orang dewasa, DR (34), dan MIE (32), tante dan pamanya sendiri.
Korban selama ini memang tinggal bersama DR dan MIE, lantaran kedua orang tua kandungnya diduga telah berpisah. Sebelumnya, korban diketahui tinggal disebuah panti asuhan, namun dijemput pelaku untuk tinggal di rumah mereka, bersama tiga saudara korban lainya.
Orang tua korban berada di Manado, Sulawesi Utara. Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, menyebutkan, Sabtu pagi itu, DR mengaku kehilangan uang Rp 35 ribu miliknya, korban dituduh sebagai pelaku. Jelang siang, korban dipaksa mengaku, sambil dipukul. Sebuah selang air, sekira panjangnya semeter digunakan DR dan MIE untuk menghantam anak laki-laki ini. Aksi DR disaksikan K (14), P (12), dan A (11), tiga saudara korban.
K saat itu ditugasi menjaga dua anak dari DR dan MIE. Saat menganiaya korban, pelaku nampak kesetanan, tubuh mungil korban menjadi sasaran selang air itu, mengenai sekujur tubuhnya, termasuk bagian wajah. Mengetahui aksinya dilihat K dan saudaranya korban lainya, yakni P (12), dan A, DR memerintahkan mereka untuk masuk kamar. Menurut para saksi, penganiayaan itu dilakukan sejak sekira pukul 10.00 wita. DR dan MIE keduanya memukuli korban dengan menggunakan selang air, mengenai wajah, punggung, dan kedua tangan. Setelah korban nampak babak belur dan tak berdaya, DR dan MIE baru berhenti. A, ketika sore, sempat memberikan air minum kepada korban yang saat itu sudah berbaring di kamar.

Jelang magrib, sekira pukul 18.00 wita, saat A kembali mengecek korban di kamar, saat itu korban tampak tak bergerak lagi. Ia meraba hidung korban untuk merasakan nafas, tapi tak lagi mengeluarkan nafas. Saat itu juga, A memanggil K, dan P, dua saduaranya yang lain. K yang sudah duduk dibangku SMP itu, langsung memegang tangan untuk memeriksa nadi, tapi tak lagi berdenyut. Ketiga kakak beradik ini, memastikan jika saudara mereka itu telah meninggal dunia. Selanjutnya, K memberitahukan ke MIE dan RD, jika korban telah meninggal dunia.
Saat mengetahui jika korban meninggal dunia, MIA dan RD kalang kabut. Mereka menyusun skenario, agar korban tewas bukan karena perbuatan mereka. Salah satu keluarga korban, Zenab, petang itu, DR telah memberitahu kepada orang tuanya di Manado, jika anak mereka telah meninggal dunia. RD kepada keluarga mengaku, jika korban meninggal lantaran dianiaya oleh teman-temannya di sekolah. “Tapi ceritanya tidak masuk akal. Katanya ia dipukul oleh teman korban yang memakai topeng. Ini kan tidak masuk akal. Karena tidak ada laporan dari gurunya kalau ada pemukulan kepada korban,” ungkap Zenab.
Makin janggal saat keluarga melihat kondisi korban yang lebam dan babak belur, seperti luka lebam di bagian leher dan wajah. Ahad (14/5) dini hari, pihak keluarga kemudian melaporkanya ke Mapolsek Telaga.
Kapolres Gorontalo AKBP Dadang Wijaya saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut, menurutnya saat ini sementara dilakukan proses pemeriksaan, baik pada saksi bersama paman dan tante korban yang diduga sebagai pelaku.
“Orang tua korban tinggal di Manado dan korban memang tinggal bersama om dan tantenya yang diduga sebagai pelaku pemukulan dan saat ini, keduanya sudah dilakukan penahanan di Polres Gorontalo,” tandas AKBP Dadang. Informasi yang diperoleh, korban bersama tiga saudaranya itu kurang lebih sudah dua tahun tinggal bersama RD dan MIE.
Selain korban, mereka juga mengaku kerap menjadi bahan samsak paman dan om mereka itu, dengan menggunakan selang air. Korban saat dibawa ke Puskesmas Tilango, Ahad pagi, diketahui terdapat 47 luka dibagian punggung, luka lebam warna ungu kehitaman di pelipis mata kiri dan kanan, pipi, dagu dan bagian rahang, pada bagian scrotum ada luka gores, paha bagian belakang kiri dan kanan luka lecet serta luka lebam, serta pada bagian betis terdapat luka lebam, (Wie/tro)











Discussion about this post