Gorontalopost.id – Belum hilang ingatan penemuan mayat perempuan Maryam Akuba mengapung di perairan laut Dusun Boyohu, Desa Bindalahe, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Selasa (25/4).
Kali ini warga Desa Meranti Kecamatan Tapa, Bone Bolango kembali digegerkan dengan penemuan mayat yang sudah membusuk di Desa Meranti Kecamatan Tapa, Kabupaten Bome Bolango, Rabu (26/4/23).
Informasi yang dihimpun Gorontalo Post, berjenis kelamin pria itu ditemukan warga sekitar pukul 10.00 Wita.
Adalah Samsudin Puyuhiyo alias Ka Sudi (46), pria yang kesehariannya sebagai petani, Warga Desa Dunggala, Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango tersebut diperkirakan sudah tiga hari hari meninggal dunia.
Pasalnya, dari tubuh jenazah sudah mulai mengeluarkan bau busuk. Hal ini diungkapkan Kapolsek Tapa Iptu Moh. Atmal Fauzi SH saat dikonfirmasi Gorontalo Post, siang kemarin.
Pihaknya mengetahui adannya penemuan mayat bermula dari adannya laporan Kepala Desa Dunggala bahwa ada warganya yang wafat karena terjatuh saat memanjat pohon aren.
Kapolsek Iptu. M. Atmal setelah mendapat laporan dari anggotannya langsung bergegas ke lokasi kejadian bersama jajarannya dan kepala desa dunggala serta warga.
Iptu Atmal mengakui, lokasi yang dilalui cukup sulit karena medan terjal sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat dan roda dua.
“Ya, kami harus menempuh jarak sekitar 20 kilometer hingga tiga jam lamannya. Sebab lokasi yang sulit berada di puncak gunung perbatasan dumati dan meranti sehingga agak memperlambat waktu evakuasi,”kata Iptu Atmal.
Ketua Tim Dai Polri yang pernah ditugaskan dalam misi Operasi Mandago Poso ini mengungkapkan, berkat semangat dan tekad yang kuat, maka pihaknya bersama warga berhasil mengevakuasi korban dari puncak gunung meranti hingga ke rumah duka.
Adapun kronologis meninggalnnya Ka Sudi dijelaskan Iptu Atmal, sebelumnya pada Senin (24/4/23 sekitar pukul 07.00 Wita, korban keluar dari rumahnya dan pamit kepada keluarganya hendak menuju ke kebun miliknya di Desa Meranti Kecamatan Tapa untuk memanen sayur kacang panjang dan memasak gula aren.
Pada Rabu (26/4/23) keluarga korban pergi menyusul ke kebun milik korban di karenakan sudah 2 hari korban tidak pulang dan tidak ada kabar berita.
Pada saat keluarga dan istrinya : Erna Mauludu tiba di kebun, saudara Afnisar dan istri korban melihat korban tergeletak di tanah dengan posisi miring dengan telinga berdarah.
Melihat hal itu istri korban langsung menghubungi keluarga yang berada di Desa Dunggala Kecamatan Tapa untuk meminta pertolongan.
Korban akhirnya berhasil dievakuasi dipimpin langsung Kapolsek Tapa dibantu warga. “Telah dilakukan pemeriksaan visum luar oleh pihak Medis RS Tapa.
Tidak ada ditemukan tanda kekerasan pada diri korban, selain hanya memar dan luka kecil akibat terjatuh.
Dan keluarga duka yakni istri, orang tua, anak telah menandatangani surat penolakan atopsi disaksikan oleh kepala desa dan perangkat desa,”tandas Dai kondang Gorontalo ini. (roy)










Discussion about this post