Gorontalopost.id – Permasalahan yang dihadapi masyarakat di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango yang ingin berobat tidak hanya terkait infrastruktur jalan saja. Ternyata, keberadaan Puskesmas Pinogu kondisinya sungguh memiriskan. Pasalnya, Puskesmas di daerah yang dipimpin Bupati Hamim Pou itu, serba kekurangan, misalnya dokter, alkes, bahkan listrik tidak ada. Tak heran, masyarakat lebih memilih mendapatkan perawatan kesehatan di ibukota kabupaten, kendati sangat beresiko, karena harus melintasi hutan dengan hanya menggunakan ojek trayel, lantaran akses jalan Pinogu yang belum dibikin Pemda.
Adalah Alhamarhumah Fatma Samania (29) salah satu warga Pinogu yang nyawannya tidak tertolong saat hendak dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Bonbol, baru-baru ini. Penderita sesak nafas itu wafat, dan jenazahnya kembali dibawa ke Pinogu menggunakan ojek.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr Anang S Otoluwa kepada Gorontalo Post mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat internal untuk menindaklanjuti permasalahan warga yang kesulitan berobat ke rumah sakit di daerah akibat akses jalan yang rusak parah.
“Kita juga sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango dan kita dapatkan informasi memang kendala utama warga ke rumah sakit adalah infrastruktur jalan yang tidak layak,” kata Anang.
Diungkapkan Anang, permasalahan lain yang dihadapi warga di Pinogu adalah keberadaan Puskesmas Pinogu yang seharunya menjadi alternatif utama warga setempat untuk berobat, namun kondisinya masih jauh dari kata memadai. Seperti contoh adalah ketersediaan tenaga dokter gigi sudah tidak bertugas lagi di tempat itu. Selain itu masalah fasilitas seperti gedung serta alat kesehatan yang sebetulnya sudah tersedia, namun tidak difungsikan sebagaimana mestinya.
“Gedungnya tidak memadai juga karena tidak ada pasokan listrik. Terkait kondisi gedung, pihaknya kata Anang juga sudah minta datannya ke Dinkes Bone Bolango” ungkapnya. Anang berharap semoga dalam beberapa hari ini pihaknya sudah mengantongi data-data tentang Puskesmas Pinou tersebut secara keseluruhan.. Terkait kondisi ini Anang mengaku akan diskusikan hal itu dengan pihak Dinkes Bone Bolango untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang ada di Puskesmas Pinogu tersebut. Diakui Anang, berdasarkan informasi dari Dinkes Bonbol, soal insentif tenaga kesehatan yang disiapkan Pemda Bonbol sudah cukup. Anang berharap kedepan tinggal publikasikan dan cari tenaga kesehatan yang bersedia ditempatkan di Pinogu dengan sistem kontrak. idealnya untuk satu Puskesmas jelas Anang harus memiliki dua dokter yakni dokter umum dan dokter gigi. Perawatnya harus sampai delapan orang.
“Kedepan kita akan bicarakan dengan Pemda Bone Bolango, kalau memungkinkan di Puskesmas Pinogu sudah harus rawat Inap, itu jadi solusi terbaik. Supaya warga yang membutuhkan rawat inap tidak harus dirujuk ke Puskesma lain seperti Dumbaya Bulan yang jaraknya cukup jauh. Saya sudah minta ke staf untuk minta dijadwalkan kunjungan dinkes Provinsi bersama teman-teman dinkes Bone Bolango untuk berkunjung ke Pinogu,” tandas Anang.
Terpisah Kepala Puskesmas Pinogu Suparjan Petasule saat dikonfirmasi membenarkan jika sebelumnya dokter gigi Puskemas Pinogu ada, tetapi sudah pindah, saat ini hanya ada dokter umum yang baru terangkat tahun lalu bernama dr Fadli Latul. Saat sebelum pasien Fatma Samania meninggal dunia masih sempat dirawat jalan di rumah. Nanti sudah parah barulah pihak keluarga mau dirujuk ke Puskesmas Dumbaya Bulan.
“Kebetulan waktu itu dokter turun ke Kota pada Ahad, untuk perpanjang Surat Ijin Praktek (SIP) yang akan berkhir awal bulan depan. karena sudah memasuki cuti, jadi saya suruh turun untuk urus SIP. Saat itu perawaat koordinasi via telepon dengan dokter untuk pemeriksaan pasien,” Jelas Suparjan.
Soal Alkes kurang memadai diakui Suparjan, karena terdapat beberapa alat yang menggunakan listrik tidak bisa terpakai, yang digunakan hanya alat pemeriksaan biasa saja seperti stetoskop, termometer, tensi. Terkait masalah bangunan diungkapkan Suparjan masih perlu rehab, karena sejatinya Puskesmas Pinogu sudah harus rawat inap disebabkan memang tidak ada akses lain ke rumah sakit diperhadapkan dengan medan yang berat dan cukup jauh.
“Hanya ibu bersalin saja yang bisa rawat inap karena ada ruangan khusus untuk itu, tatapi kalau untuk pasien biasa hanya dilakukan perawatan di rumah atau kunjungan rumah. Sebab kalau rawat inap jika malam hari tidak ada listrik. ruangannya terbatas, hanya ada ruangan UGD, Poli Umum, ruang KIA dan persalinan serta gudang obat,” tutup Suparjan. (roy)











Discussion about this post