Gorontalopost.id – Curah hujan yang tinggi akhir pekan kemarin mengakibatkan sebagian wilayah Kecamatan Popayato Timur, Kecamatan Popayato, dan Kecamatan Popayato Barat mengalami banjir. Banjir akibat luapan air sungai dan air dari gunung terjadi pada waktu sahur atau tepat pukul 03.00 wita dini hari, (27/3). Tercatat sebagian warga di kecamatan tersebut kemungkinan tidak sahur karena air merendam seisi rumah dan bahkan sampai perut orang dewasa.
Beberapa titik terendam air dipantau langsung Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga yang didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, (BPBD) Pohuwato, Abdul Mutalib Dunggio dan camat setempat.
Dimulai dari Desa Milangodaa Kecamatan Popayato Timur yang sebagian rumah masih terendam air hujan. Kemudian menuju Kecamatan Popayato Barat yakni di Desa Dudewulo, Desa Tunas Jaya, Desa Butungale, Desa Padengo dan Desa Molosipat Utara. Sementara untuk Kecamatan Popayato terinformasi di bagian atas yakni Desa Tunas Harapan, Desa Telaga dan Desa Dambalo dan airnya sudah surut.
Beberapa titik yang ditinjau Bupati Saipul airnya sudah mengering. Di Tunas Jaya, pemilik kebun kelapa kehilangan sekitar 22 ribu buah kelapa yang terbawa arus air.
Sementara itu Sekolah Dasar Negeri 06 Popayato Barat yang pagar bagian belakang jatuh bersama bronjong yang terbawa air sungai Butungale. Saat ini kondisi sekolah yang terletak di Desa Tunas Jaya sangat mengkhawatirkan karena air sudah dekat dengan sekolah yang dikhawatirkan.
Bupati Saipul Mbuinga mengharapkan kepada warga untuk selalu dan tetap waspada dengan kondisi yang ada saat ini, karena disamping curah hujan yang tinggi juga wilayah Pohuwato termasuk daerah rawan banjir.
“Insya Allah hujan tidak turun lagi, kita berdoa semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT. Sekali lagi kewaspadaan tetap menjadi perhatian bersama untuk keselamatan, karena bencana banjir seperti ini tidak ada yang tahu,” ungkap Saipul.
Sementara itu Camat Popayato Barat, Marjan Bula menjelaskan terdapat beberapa kerugian yang dialami masyarakat. Dimana di Desa Butungale terdapat 8 ekor sapi yang hanyut dan yang ditemukan masih hidup hanya 2 ekor dan sisanya belum ada informasi. Sementara dari desa lainnya belum ada laporan dari kades.
“Korban tidak ada karena banjir pada saat itu memasuki waktu sahur sehingga orang-orang sudah bangun. Bukan itu saja, setiap hujan deras sebagian warga mulai waspada dengan kejadian yang selalu dialami,” pungkas Camat Marjan. (ayi)













Discussion about this post