GORONTALO – GP – Peristiwa kebakaran di Gorontalo cukup marak terjadi. Sepanjang 2022 lalu, Dinas Satpol PP, Linmas dan Kebakaran (SPPLK), Provinsi Gorontalo mencatat sebanyak 200 kasus kebakaran. Pemicunnya tak lain ada korsleting listrik.
Herman Lanti, Koordinator Pemadam Kebakaran SPPLK, mengatakan, tahun ini, sudah sembilan kasus kebakaran yang terjadi di Gorontalo.
“Kebakaran yang terjadi hampir tujuh puluh persen diakibatkan oleh korsleting listrik, dan data 12 kasus kebakaran diawal tahun belum termasuk kasus yang ditangani oleh pemadam kebakaran yang ada di kota maupun kabupaten,” ungkapnya ketika diwawancara, Rabu, (1/3/2023).
Untuk mengurangi risiko kebakaran, pihaknya berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dan juga telah membentuk Relawan Kebakaran (Retkar), yang mana relawan inilah yang akan menangani awal kebakaran dengan alat yang sudah disediakan sebelum pihak damkar datang ke lokasi. “Kami juga sudah bekerja sama dengan beberapa instansi terkait seperti PLN, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan organisasi perangkat daerah terkait, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencegah dan mengurangi tingkat kebakaran yang tejadi, dan terakhir kami juga sudah mulai bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNG, untuk membantu kami dalam menangani korban kebakaran” ujarnya.
Selanjutnya Herman mengungkapkan pada tahun 2019 saja, telah terjadi sebanyak 83 kasus kebakaran yang ada di Gorontalo. Dalam satu bulan bisa terjadi enam kasus kebakaran dan kasus yang paling banyak terjadi di Kabupaten Gorontalo. (Tr-76)










Discussion about this post