Gorontalopost.id – Kekerasan secara verbal, intimidasi hingga kekerasan fisik terhadap pekerja pers masih kerap terjadi di Gorontalo. Hal ini seperti dialami Isran Doda wartawan Barakati.id saat hendak melakukan peliputan aksi damai Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat (Gempar), di Kantor PT. Inti Global Laksana (IGL), Rabu (15/2).
Diceritakan Isran, tindakan intimidasi hingga kekerasan secara fisik yang dialaminya, saat melakukan kerja-kerja jurnalis ketika saat melakukan peliputan aksi damai salah satu organisasi masyarakat terkait pemecatan sejumlah karyawan PT IGL, perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan sawit.
Saat aksi sedang berlangsung, pihak security perusahaan sempat bersitegang dengan warga. Tak hanya warga, sejumlah wartawan di lokasi ikut mendapatkan intimidasi dari security yang berjaga dengan melarang melakukan pengambilan gambar diareal perusahaan. Beruntung bentrok dapat diredam lantaran manager PT. IGL, Burhanudin, bersedia melakukan mediasi dengan sejumlah perwakilan massa aksi.
Mediasi berjalan alot lantaran pihak perusahaan bersikeras untuk memberikan sanksi pemecatan kepada tiga karyawan lokal yang dituduh mengkonsumsi miras. Suasana kembali memanas saat pihak manajemen perusahaan menghadirkan Virteis Katelu, salah satu mandor perusahaan untuk menjelaskan aturan perusahaan.
Sayang, sang mandor yang diduga justru dalam pengaruh miras diminta oleh massa aksi untuk dipecat. Melihat tingkah anak buahnya sendiri, Burhanudin pun langsung mengeluarkan oknum mandor dari tempat pertemuan. Tak terima, Virteis pun ngamuk membabi buta hingga melakukan perampasan dan pemukulan kepada salah satu wartawan media siber.
Isran Doda mengaku, dalam peristiwa tersebut dirinya kaget didatangi oleh pelaku yang langsung merampas handphone miliknya. Tak sampai disitu, kata Isran pelaku juga sempat mendorong dan melakukan pemukulan terhadap dirinya. Tak terima perlakuan sejumlah oknum karyawan perusahaan tersebut dirinya pun akan mempolisikan para pelaku.
“Saya sebagai wartawan Pohuwato merasa tidak terima saat mendapatkan penganiayaan di lokasi perusahaan oleh seorang oknum karyawan (mandor) terhadap saya, saya menilai ini merupakan tindakan kriminalitas secara terstruktur karena perbuatan tersebut sudah tidak sesuai SOP,” tandasnya.
Terpisah, pimpinan Barakati.id. Ronald S. Bidjuni, mengecam tindakan brutal oknum mandor tersebut. Ia memberikan pernyaraan sikap dengan meminta Polda Gorontalo agar segera mengusut penganiayaan terhadap wartawan tersebut.
“Saya sangat menyayangkan kekerasan terhadap jurnalis kami yang sedang bertugas melalukan peliputan aksi demo warga terhadap PT. Inti Global Laksana dalam memeperjuangkan hak-hak warga pribumi di wilyah Popayato. Saya dalam hal ini selaku pimpinan media barakati.id akan menempuh jalur hukum untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan PT. IGL serta oknum karyawan pelaku kekerasan terhadap jurnalis kami dilapangan,”ujarnya.
Menurut dia, pelarangan pengambilan video hingga pemukukan terhadap jurnalis, jelas merupakan bentuk tindakan menghalang-halangi, serta pembungkaman yang menghambat kerja-kerja jurnalistik sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Pers.
“Mendesak kepada aparat kepolisian untuk memproses, bersikap transparan, dan menindak tegas pelaku kekerasan atau penghalangan terhadap wartawan kami. Terakhir, saya berharap tidak akan ada lagi kejadian kekerasan terhadap para jurnalis di wilayah Gorontalo,”tandasnya. (ryn/tro)











Discussion about this post