Gorontalopost.id – Wacana pemisahan dapil Boalemo-Pohuwato kembali menghangat. Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan uji publik penataan dapil DPRD Provinsi (Deprov) Gorontalo. Yang salah satu rancangannya adalah memisahkan dapil Boalemo-Pohuwato.
Salah satu anggota Deprov dapil Boalemo-Pohuwato, Hidayat Bouti menyatakan, secara pribadi dia mendukung pemisahan dapil tersebut. Karena hal itu sudah menjadi keinginan masyarakat dan pemerintah daerah di masing-masing wilayah.
“Walau satu dapil, tapi Pemda dan masyarakat baik di Boalemo dan Pohuwato merasa bahwa mereka punya wakil sendiri-sendiri,” ujar Hidayat Bouti saat diwawancarai usai uji publik penataan dapil DPRD Provinsi yang dilaksanakan KPU Provinsi Gorontalo, kemarin (19/1).
“Lihat saja kalau HUT Boalemo. Yang diundang hanya Aleg yang dirasakan orang Boalemo. Sebaliknya kalau HUT Pohuwato yang diundang hanya dari Pohuwato,” jelasnya.
Belum lagi dari aspek pemerataan program hasil aspirasi masyarakat. Menurut Hidayat, pemerataan ini dirasakan sulit terwujud. Karena bila dapil Boalemo-Pohuwato lebih dominan adalah anggota Deprov dari Boalemo maka programnya akan lebih banyak ke Boalemo. Sehingga memunculkan kecemburuan dari masyarakat Pohuwato.
“Begitu juga sebaliknya,” kata Hidayat. Hanya saja diakuinya, pemisahan dapil Boalemo-Pohuwato ini tentu tidak akan bisa diterima 100 persen oleh semua kalangan. Pasti akan muncul pro-kontra.
“Pasti yang akan tolak dari Kota Gorontalo. Karena kalau dapil Boalemo-Pohuwato pisah, jumlah kursi dari dapil Kota Gorontalo akan berkurang satu. Karena dialihkan untuk menambah jumlah kursi di Boalemo-Pohuwato agar bisa sama-sama enam kursi,” tandasnya.
Oleh karena itu, Hidayat mengatakan dalam mengambil keputusan yang harus dikedepankan adalah sisi manfaat bagi masyarakat.
Diketahui jumlah kursi untuk dapil Boalemo-Pohuwato selama ini berjumlah 11 kursi. Dalam rancangan KPU, bila dapil Boalemo-Pohuwato pisah maka masing-masing daerah akan dapat 6 kursi. (rmb)












Discussion about this post