Gorontalopost.id – Tidak gampang merintis usaha dengan modal seadanya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Jamaluddin A. Palilati. Warga Desa Titidu, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) ini, memulai bisnis Kue Biji Ketapang, hanya bermodalkan Rp 200 ribu.
Usaha itu pun dibantu oleh orang tuanya. Namun, siapa sangka, kini Jamaluddin A. Palilati, mempekerjakan 4 orang untuk menopang usahanya. Kuenya laris manis dipasaran. Selain warung biasa, terdapat pula sejumlah mini market yang memperdagangkan usahanya tersebut.
Dikisahkan oleh Jamaluddin A. Palilati, awalnya metode yang ia lakukan, hanya dengan menjual dari rumah ke rumah masyarakat. Bermodalkan keyakinan, dirinya lalu membangun relasi lebih luas lagi. Masa-masa sulit yang ia hadapi, saat ini berbuah manis. Bisnisnya kini cukup menjanjikan.
“Alhamdulillah, saya memulai usaha ini pada 2017 lalu. Makin bertambah modal, bertambah pula produksi kue saya. Saat ini 4 orang yang sama-sama bekerja dengan saya dalam mengembangkan bisnis ini,” ungkapnya.
Mengapa Kue Ketapang? Konsep ini kata Jamaluddin A. Palilati, berangkat karena ia di Bidang Pariwisata dan Perhotelan. Ia mengaku memang tertarik dengan kue dessert satu ini. Apalagi memasuki hari lebaran, kue ini menurutnya juga paling banyak diburu.
Selaku owner usaha UMKM tersebut, satu hal penting yang tidak diabaikan oleh Jamaluddin A. Palilati. Yakni mengurus perizinan. Misalnya terkait label halal, NIB, dan kewajiban lain. Semua tuntas diurus melalui intansi terkait.
“Ini juga penting diperhatikan, agar produk kita bebas dipasarkan di mana-mana. Kalau menjelang lebaran, saya biasanya buka diskon. Dalam sehari bisa memproduksi 10 toples, cara pembuatannya pun hanya menggunakan alat-alat dapur biasa, tanpa menggunakan bantuan mesin,” tambahnya.
Bicara omset bisnis Kue Biji Ketapang sendiri kata dia, lumayan menjanjikan. Sehari usahanya bisa dapat bersih Rp 500 ribu. Artinya, bila dikali 30 hari, sebesar Rp 15 juta.
“Satu lagi mungkin jadi motivasi bagi yang lain, dalam membangun usaha, tak boleh takut rugi. Namun, tetap memperhatikan pemasaran. Apalagi produk, sebaiknya pemasarannya kerja sama dulu dengan toko-toko kecil,” paparnya.
Usaha ini kata dia, bisa mendorong para remaja yang ingin merintis usaha, tapi tidak memiliki modal yang cukup besar. Hanya dengan modal Rp 200 ribu, kini Jamaluddin A. Palilati sudah membangun usaha yang terus dikembangkan bersama anak buahnya. (MG-03/kif)












Discussion about this post