Gorontalopost.id – Kurang lebih 54 karya dari anak-anak mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Desain, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dipamerkan dalam sebuah pameran, yang digelar di kampus 4.
Ketua panitia pelaksana, Muhammad Adhar Yunus mengatakan, pameran yang dilaksanakan ini mengangkat tema Amarta atau kekal dan keabadian. Di mana yang ditampilkan yaitu seni untuk menciptakan karya yang abadi. Karya-karya yang dipamerkan ini berasal dari para mahasiswa angkatan 20, 21 dan 22, jurusan seni rupa dan desain, dengan jumlah kurang lebih 54 karya.
“Tujuan kegiatan ini yaitu, untuk memperkenalkan jurusan serta memperkanalkan kepada masyarakat agar mengetahui kegiatan pameran ini. Kegiatan ini pula sudah yang ke 12 kali dan untuk pameran EDU ART sudah jilid ke 3. Kegiatan ini pula terbuka untuk umum dan dipusatkan di kampus 4 UNG, yang dilangsungkan sejak 22 – 26 Desember dan dimulai pada pukul 15.30 Wita hingga selesai,” jelasnya.
Putri Diah, salah satu pelukis yang mengangkat judul tentang lokomotif pertumubuhan mengemukakan, gambar yang ditampilkannya ini, menceritakan tentang kebudayaan, di mana yang digambar adalah Benteng Otanaha.
“Gambar yang saya buat ini, di tengah Benteng Otanaha terdapat seorang manusia yang menggambarkan bahwa budaya ini dijadikan sebagai objek parawisata, dan dengan posisi menunjuk ke atas, menggambarkan bahwa dia belajar, ternyata budaya itu bisa dijadikan sebagai pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Sementara itu, Dr. I wayan sudana, S.Sn, M.Sn menambahkan, pameran seni rupa yang disenggarakan oleh mahasiswa seni rupa dan desain UNG ini, merupakan pameran tahunan yang dilaksanakan secara periode setiap tahun dan di akhir tahun. Kegiatan ini pula merupakan bentuk evaluasi dari hasil studi mahasiswa selama 1 semester, dan pertanggung jawaban atas hasil pencapaian proses, yang dilakukan oleh mahasiswa seni rupa dan desain selama 1 semester.
“Saya berharap, melalui pameran ini, publik dapat memberikan apresiasi dan kritikan terhadap karya-karya yang ditampilkan, serta bisa menikmati karya ini, baik secara pembentukan, kemudian menafsirkan makna-maknanya,” pungkasnya. (MG-07/kif)













Discussion about this post