Gorontalopost.id – Anak buah Bupati Gorontalo Utara (Gorut) Thariq Modanggu, dijebloskan ke penjara, Senin (28/11) malam. RYK, oknum Kadis Kesehatan Gorut itu, ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh penyidik tindak pindana khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Gorut, lantaran diduga terlibat tindak pindana kurupsi proyek pembangunan/relokasi gedung Puskesmas Kwandang, di Desa Cisadane, Kecamatan Kwandang, tahun anggaran 2020.
RYK terlihat pasrah, ia nampak tertuntuk saat petugas kejaksaan menyebutkan ia harus meringkuk di penjara. Sebelum menuju mobil tahanan, pria berkacamata yang masih mengenakan seragam ASN ini, dikenakan rompi orange khas tipikor. Tanganya juga diborgol.
Informasi yang dihimpun Gorontalo Post, sebelum ditahan, RYK masih menjalani pemeriksaan marathon di ruang penyidik Pidus Kejari.
Pemeriksaan berkaitan dengan kapasitasnya sebagai Kadis Kesehatan aktif yang diduga turut bertanggungjawab atas pelaksanaan proyek yang dibanderol dengan anggaran miliaran rupiah tersebut. Setelah beberapa jam diperiksa, penyidik akhirnya mengeluarkan Surat Perintah Penahanan (SPP) terhadap RYK, setelah sebelumnya pria berkacamata itu resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Kepala Seksi Intelejen Kejari Gorut, Eddie Soedradjat, kepada wartawan mengatakan, pihaknya melalui tim penyidik menahan RYK di Rumah Tahanan (Rutan) selama 20 hari kedepan terhitung mulai Senin (28/11/2022) hingga (17/12/2022).
“Jadi berdasarkan alat bukti yang cukup sebagaimana diatur dalam Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Bahwa tersangka RYK oleh tim penyidik ditahan karena dianggap turut atau ikut bertanggungjawab selaku Pengguna Anggaran dalam Pembangunan/Relokasi Gedung Puskesmas Kwandang Tahun Anggaran 2020,”ujar Eddie.
Kata dia, saat ini gedung Puskesmas Kwandang yang dibangun itu tidak dapat dimanfaatkan, lantaran proyeknya tidak selesai sesuai ketentuan waktu dan kontrak pekerjaan. Lebih lanjut Eddie mengatakan, penetapan tersangka terhadap RYK merupakan pengembangan kasus yang sama terhadap tersangka SK dan tersangka AJ, yang pada saat ini masing-masing telah ditahan. Penahanan terhadap SK ditempatkan di Rumah Tahanan Polsek Kota Selatan. Sedangkan AJ di Rumah Tahanan Polres Gorontalo Utara.
Diutarakan Eddie, dengan tidak dapat dimanfaatkannya Puskesmas Kwandang itu, mengakibatkan kerugian keuangan negara sejumlah lebih dari Rp1 Miliar. Hal tersebut berdasarkan Laporan Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Gorontalo.
“Tersangka RYK disangka melanggar Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman pidana penjara paling singkat empat tahun penjara dan paling lama 20 tahun,”tegas Eddie.
Selain itu tambah Eddie, RYK juga akan dikenakan denda paling sedikit Rp 200 Juta dan paling banyak Rp1 miliar. Bahkan ditambahkan Eddie, RYK juga ternyata diduga melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh tahun) dan/atau denda paling sedikit Rp50 juta dan paling banyak Rp1 miliar.
(abk/roy)












Discussion about this post