Gorontalopost.id – Piala Dunia 2022 Qatar resmi dimulai usai digelarnya upacara pembukaan di Stadion Al Bayt, Al Khor, Ahad (20/11) malam.
Acara dimulai pada pukul 21.40 WIB dengan berlangsung megah dan meriah. Pembukaan diawali dengan pemutaran video resmi Piala Dunia 2022.
Kemudian para penonton disuguhkan berbagai hiburan nyanyian dan tarian teatrikal bernuansa Arab. Lalu aktor asal Amerika Serikat Morgan Freeman masuk untuk menyampaikan pidato pembukaan.
“Sepak bola menyatukan bangsa,” kata Morgan Freeman. Bersama Morgan Freeman hadir pula Ghanim Al Muftah yang merupakan Brand Ambassador Piala Dunia 2022. Ghanim hadir di pembukaan untuk melantunkan ayat suci Al Quran tepatnya Surat Al-Hujurat ayat 13.
Pembukaan Piala Dunia 2022 yang dihadiri Presiden FIFA Gianni Infantino itu juga menampilkan animasi visual dan permainan tata cahaya yang indah.
Bendera peserta dan jersey kebesaran dari 32 tim juga ditampilkan di acara pembuka. Selain itu secara berurutan ditampilkan theme song Piala Dunia dari 1998 yaitu La Copa De La Vida hingga Piala Dunia 2022 yang berjudul Hayya Hayya.
Sebelum lagu Hayya Hayya dimainkan, lebih dulu personel BTS Jeon Jungkook tampil untuk menyanyikan single terbaru sebagai lagu tema Piala Dunia 2022 yang diberi judul Dreamers.
Megahnya pembukaan piala dunia Qatar dapat dimaklumi. Karena gelaran Piala Dunia yang akan berlangsung pertengahan Desember mendatang itu, tercatat sebagai penyelenggaraan Piala Dunia termahal sepanjang sejarah digelarnya event sepak bola internasional empat tahunan tersebut.
Dikutip dari idxchannel.com, dengan segala persiapan dan pembangunan yang dilakukan, pihak Qatar selaku tuan rumah mengonfirmasi bahwa ajang bergengsi sepak bola dunia ini telah menghasilkan biaya hingga USD220 miliar. Dengan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp15.500 per dolar AS, maka nilai tersebut setara dengan dengan Rp3.410 triliun.
Sebagai perbandingan, total biaya yang dikeluarkan Qatar itu setara dengan 20 kali lipat anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Rusia saat menghelat Piala Dunia untuk edisi 2018 lalu, yaitu USD11,6 miliar.
Kembali mundur pada gelaran Piala Dunia periode sebelumnya, Brasil sukses menjadi penyelenggara dengan menelan biaya sebesar USD15 miliar. Sebelum Brasil, tuan rumah Piala Dunia 2020, Afrika Selatan, bahkan berhasil menggelar event internasional tersebut dengan sangat meriah, meski hanya menelan anggaran sebesar USD3,6 miliar.
Sedangkan penyelenggaraan Piala Dunia 2006 di Jerman dan Piala Dunia 2002 di Jepang, masing-masing menelan biaya penyelenggaraan sebesar USD4,3 miliar dan USD7 miliar saja.
Sangat membengkaknya biaya penyelenggaraan di Qatar diyakini lantaran negara tersebut tidak hanya melakukan pembenahan di seputar sarana olahraga saja, seperti stadion dan lapangan latihan, melainkan juga membangun sejumlah infrastruktur lain secara besar-besaran.
Beberapa diantaranya adalah jaringan bandara baru, fasilitas hotel, jaringan metro yang canggih, serta pembangunan infrastruktur berbagai sarana publik lainnya.
Menurut sebagian pihak, Pemerintah Qatar tak ragu merogoh kocek demikian besar lantaran sangat berharap banyak terhadap kesuksesan penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di negaranya.
Pemerintah Qatar menilai bahwa kesuksesan penyelenggaraan Piala Dunia 2022 benar-benar menjadi pertaruhan bagi mereka dalam percaturan perekonomian dan politik internasional.
Bila berhasil dan dapat berjalan dengan sukses sesuai rencana, penyelenggaraan Piala Dunia diyakini bakal dapat mengantarkan sosok Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani sebagai penguasa Qatar untuk menapaki puncak panggung global.
Namun sebaliknya, bila penyelenggaraan event empat tahunan tersebut dirasa gagal, maka dianggap bakal membawa Qatar menjadi bahan olok-olokan dunia, sekaligus menjadi momen yang paling dinikmati bagi musuh-musuh Arab yang selama ini membenci Qatar, lantaran mendukung gerakan-gerakan Islam yang dilarang. Sementara itu laga perdana Piala Dunia Qatar diawali pertemuan tuan rumah Qatar dengan Equador. (net)












Discussion about this post