logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Martir Minoritas

Lukman Husain by Lukman Husain
Friday, 30 September 2022
in Disway
0
Bencana Sapura

DISWAY

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh

Dahlan Iskan

INTERNET masih belum normal di Iran. Tapi kondisi umum sudah pulih. Terutama sejak Senin dua hari lalu.

Terganggunya internet itu disengaja. Agar demo tidak mudah meluas. “Kok Anda masih bisa jawab WA saya?” tanya saya pada seorang teman di Tehran. “Saya pakai VPN,” jawabnya.

Sejak awal kerusuhan pun ia masih tetap bekerja seperti biasa. Kantor tidak terganggu. “Belanja ke pasar untuk kebutuhan keluarga juga tidak ada yang terganggu,” katanya.

Awalnya keadaan di Iran memang seperti sangat gawat. Kesan saya: seperti kerusuhan 1998 di Jakarta. Apalagi informasi yang masuk ke saya sangat serius. “Rezim Iran jatuh Pak,” tulis seseorang yang selalu mengamati soal Iran. Ia mengirimkan pandangannya yang tajam itu ke WA saya.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Saya pun memonitor media di Amerika Serikat. Baik yang mainstream maupun yang nyinyir. Kok kondisi gawat itu tidak tecermin di media di Amerika. Demikian juga media di Inggris.

“Memang internet jauh lebih riuh daripada yang saya alami di sini,” ujar seorang Indonesia yang ada di sana.

Kelihatannya tiga hal yang membuat kerusuhan itu mampu dikendalikan pemerintah. Sikap Presiden Ebrahim Raisi sangat responsif, para Imam turun tangan langsung dan internet dikendalikan.

Sikap Presiden Raisi sangat jelas: petugas yang menyebabkan kematian harus diusut dan dihukum. Tapi kerusuhan yang menyebabkan terganggunya keamanan juga harus dihentikan.

Kerusuhan pun mereda.

Semua itu bermula dari peristiwa yang Anda sudah tahu: meninggalnya Mahsa Amini. Umur 22 tahun. Tanggal 16 September 2022.

Mahsa meninggal tidak wajar. Di Rumah Sakit Kasra Hospital. Itu salah satu rumah sakit terbesar di pusat kota Tehran. Setidaknya ada 15 rumah sakit besar di pusat ibu kota itu.

Tiga hari sebelumnya Mahsa kena razia polisi moral. Yakni petugas yang sesekali melakukan razia pelanggaran cara berpakaian. Saat terkena razia itu Mahsa tidak pakai kerudung yang sesuai peraturan di sana – -yang berlandaskan Islam versi Iran.

Rasanya Mahsa lagi sial. Di Iran, sepengetahuan saya, aturan kerudung itu tidak terlalu ketat. Tidak seperti di Arab Saudi.

Memang, yang terbanyak, wanita di sana pakai penutup kepala. Tapi bukan jilbab. Kerudung mereka memang menutupi kepala tapi masih memperlihatkan sedikit rambut di bagian depan. Hanya sedikit lebih rapat dari cara Mbak Yenny Wahid berkerudung.

Wanita pakai burkah (penutup seluruh tubuh, pun wajah) hanya lebih banyak di kota Qom. Yakni kota yang dianggap suci di Iran. Di kota inilah kepemimpinan spiritual Iran berpusat.

Enam bulan lalu saya juga melihat video yang diambil orang Jakarta yang lagi tinggal di kota Shiraz. Ia lagi menunggu keluarga yang transplant hati di rumah sakit di situ. Ia ke mal di kota itu. Diam-diam ia membuat video candid. Tidak diatur-atur. Terlihat di situ banyak wanita tidak berpenutup kepala. Ada juga yang berkerudung tapi celananya jean yang ketat.

Maka sial benar Mahsa terkena razia. Padahal razia seperti itu tidak selalu ada.

Atau dia memang sengaja memprotes aturan itu.

Dan siapa tahu yang merazia hari itu juga lagi mengincar Mahsa.

Mahsa itu triple-minoritas. Dia wanita di tengah kekuasaan laki-laki di Iran. Dia suku Kurdi di tengah mayoritas suku Parsi. Dia dari kota yang terbanyak penduduk superminoritas Yahudinya: kota Saqiz.

Kota Saqiz hampir di perbatasan Iran dan Iraq. Jauh di bagian utara. Wilayah perbatasan itu, di sisi Iran dihuni oleh suku Kurdi. Di sisi Iraq juga suku Kurdi. Wilayah Kurdi ini masih nyambung ke sisi Turki yang di perbatasan. Kurdi di tiga negara itu punya misi yang sama: ingin mendirikan negara Kurdi yang terpisah dari Iran, Iraq dan Turki.

Kota Saqiz sangat indah. Bukitnya, lembahnya, sungainya, danaunya jalin menjalin di ketinggian 1.400 meter. Salah satu ancaman yang dianggap bisa mengganggu Iran dan Iraq dan Turki datang dari kawasan itu.

Tapi meninggalnya Mahsa melampaui semua identitas itu. Isu wanita, isu jilbab, dan isu demokrasi menjadi sangat universal. Globalisasi, majunya teknologi informasi dan kesulitan ekonomi akibat blokade Amerika membuat dukungan pada Mahsa sangat besar. Protes pun meluas. Ke banyak kota. Mahsa dianggap sebagai martir gerakan perempuan. Termasuk dari putri mantan Presiden Iran Hashemi Rafsanjani. Ia Ayatollah intelektual. Ia tangan kanan Ayatollah Khomeini. Rafsanjani memang tokoh yang menginginkan Iran menjadi negara moderat.

Begitu besar harapan agar gerakan itu berhasil mengubah Iran. Terutama dari kelompok pro-demokrasi. Sudah begitu banyak yang optimistis rezim Iran kali ini pasti tumbang. Gerakan ini sangat besar. Meluas.

Ternyata belum bisa berhasil. Setidaknya bisa diredam.

Kelihatannya gerakan wanita ini dipadamkan lewat dua cara: lewat para imam dan polisi/tentara. Para imam mengerahkan demo tandingan. Lebih besar. Sebanyak yang protes masih lebih banyak yang ikut apa kata imam di sana. Terjadilah bentrok. Banyak yang tewas. Dari kedua belah pihak. Ada yang menyebut sampai 76 orang. Angka resmi menyebut 45 orang.

Penangkapan pun dilakukan secara luas. Putri Rafsanjani termasuk yang ditangkap. Dari kalangan wartawan ada 20 orang yang diringkus.

Peristiwa ini jadi ujian terberat bagi Presiden Raisi. Ia baru terpilih tahun lalu. Mengalahkan incumbent Ayatollah Rouhani yang moderat. Presiden Raisi punya posisi politik yang sangat khusus. Ia ulama terkemuka. Ahli hukum Islam. Raisi disebut-sebut sebagai calon terkuat untuk menjadi pemimpin tertinggi Iran –ketika Ayatollah Khamenei mengundurkan diri atau meninggal dunia.

Polisi mengatakan Mahsa memang punya sakit jantung. Ia terjatuh ketika dirazia akibat jantungnyi bermasalah. Tapi pendukung Mahsa mengatakan dia dipukuli dan mengalami luka-luka.

Presiden Raisi menjanjikan untuk melakukan penyelidikan independen atas kematian Mahsa. Yang salah akan ditindak. Tapi Iran tidak boleh hancur.

Mahsa telah meninggal dunia. Demikian juga 45 atau 70 orang lainnya. Tuntutan demokrasi terus tumbuh –pun di negara seperti Iran. Atau Arab Saudi. Atau Tiongkok. Apalagi Indonesia.

Agama, kerajaan, komunis, dan bentuk apa pun lagi ditantang ideologi baru: kesejahteraan.

Mungkin Mahsa dianggap salah satu musuh negara. Tapi musuh sekali pun harus dijaga keselamatannya. Kadang martir datang dengan tanpa diduga. (*)

Tags: Dahlan IskanDisway

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Rizky Billar Bahugel, Lesti Dicekik

Rizky Billar Bahugel, Lesti Dicekik

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.