Gorontalopost.id – Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis pertalite pada (3/9/22) lalu membuat para penjual pertalite di depot menjadi sepi pembeli. Pasalnya, harga di depot jauh lebih tinggi harganya dibanding dengan harga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pantauan Gorontalo Post, kenaikkan harga BBM Bersubsidi jenis Solar dan Pertalite ini menimbulkan beberapa kritikan diantaranya dari pengguna pertalite dan para pedagang di depot pertalite.
Penjual BBM jenis pertalite di depot Linda (45) mengatakan, kenaikan harga BBM Bersubsidi menyebabkan berkuranganya pembeli BBM Bersubsidi jenis Pertalite di depot-depot yang ada. “Hal ini tentu mempengaruhi pendapatan kami setiap harinya. Awalnya kami menjual RP, 10 Ribu sekarang kami menjual Rp. 13 Ribu. Meski demikian, kami akan tetap terus berjualan dengan harga yang terbilang cukup mahal,”kata Linda. Keuntungan yang diperoleh dari berjualan pertalite cukup menguntungkan bagi kami pengecer BBM Bersubsidi jenis Pertalite.
Widya Pinasti Amune (21) mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite bagi dirinya biasa, karena hal tersebut sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Sayangnya kata Pinasti tidak adanya sosialisasi atau pemberitahuan dari pihak terkait dengan naiknya Harga BBM Bersubsidi jenis pertalite menimbulkan tanda tanya bagi publik. “Saya berharap ketika akan terjadinya kenaikan BBM Bersubsidi jenis pertalite di hari yang akan datang, ada pemberitahuan terlebih dahulu sehingganya masyarakat indonesia tidak bertanya-tanya,” tandasnya. (TR.77)










Discussion about this post