Gorontalopost.id – Keputusan Presiden Joko Widodo mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) lebih mahal, berbuntut pada naiknya sejumlah kebutuhan warga, tak terkecuali tarif transportasi di Gorontalo, dalam provinsi maupun antar kota. Kenaikan tarif angkutan bahkan tak lagi menunggu putusan pemerintah, hal itu dilakukan agar operasional perusahaan oto bus (PO) tidak merugi karena BBM yang mahal.
Misalnya untuk tarif angkutan antar provinsi dengan mobil travel/minibus, seperti trayek Gorontalo-Manado, rata-rata naik Rp 50 ribu rupiah. Pengelola PO seperti PO Garuda Djaya
, Endy (61) mengatakan, penumpang dibebankan tarif sesuai tempat duduk yang dipilih. Misalnya untuk bangku depan, dibanderol dengan tarif Rp 350 ribu, awalnya hanya Rp 300 ribu, untuk bangku tengah Rp 250 ribu yang awalnya hanya Rp 200 ribu, dan bangku belakang Rp 200 ribu yang awalnya hanya Rp 150 ribu. “Harus naik (tarif) pak, BBM sudah mahal, yah mudah-mudahan tidak berpengaruh pada jumlah penumpang,”kata Endy. Bukan hanya tarif penumpang, tapi jasa titipan barang (baca : kiriman) juga terpaksa dikerek naik, dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per item barang.
Hal yang sama disampaikan pengelola PO Garuda Mas, Romi Suleman (48),
kata dia, tarif untuk rute Gorontalo-Manado juga dinaikkan rata-rata Rp 50 ribu. Kenaikan tarif, kata dia, dikeluhkan penumpang, lantaran makin mahal. Tapi, lanjut Romi, sebagai penyedia jasa, mereka harus melakukan penyesuaian harga lantaran harga BBM yang naik. “Memang sudah begitu tarifnya, karena BBM naik.Sementara, PO Garuda Totabuan Ekspres, yang melayani rute Gorontalo-Kotambagu, belum mengambil langkah menaikan tarif angkutan. Menurut Faisal (37) pengelola PO, jika mereka masih memberlakukan tarif normal. Saat ini juga kata dia, jumlah penumpang masih stabil.
Sementara itu, untuk tarif angkutan kota antar provinsi (AKAP) yang dilayani Bus di terminal tipe A Dungingi, Kota Gorontalo, ada yang sudah menaikkan harga, ada juga yang masih menunggu ketetapan pemerintah. Salah satu supir bus, jurusan Gorontalo-Manado, Jedi (32) mengaku, belum ada kenaikkan tarif, dan masih menggunakan tarif lama. “Kenaikan tarif masih menunggu keputusan gubernur,”kata Eman, rekan Jedi, yang merupakan pengelola PO Rajawali Indah, saat ditemui Gorontalo Post. Tarif bus yang belum mengalami kenaikan itu, yakni rute Gorontalo-Manado Rp 100 ribu, dan rute Gorontalo- Bitung Rp 120 ribu.
Nantinya, kata dia, jika harus ada penyesuaian, maka akan naik rata-rata 30 persen, dari harga yang ada. Pihaknya, lanjut Eman, tak bisa sembarangan menaikkan tarif angkutan, dan tetap menunggu ketetapan pemerintah. “Kalau pun harus naik, penumpang juga saya rasa sudah paham karena dapat dilihat dari adanya kenaikan BBM,” paparnya.
Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Dungingi, Irfan Junus Hida yang ditemui Gorontalo Post, juga memastikan belum adanya kenaikan tarif yang diberlakukan PO di teminal Bus Dungingi. “Sampai dengan saat ini kami juga masih menunggu kepastian dari pusat untuk kenaikan tarif AKAP,”ujarnya.
Sementara itu, untuk tarif angkutan kota dalam provinsi, seketika melonjak saat Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri terkait mengumumkan kenaikan harga BBM pekan lalu. Sejumlah sopir angkutan dalam provinsi yang ditemui Gorontalo Post, di terminal transit Telaga, Kabupaten Gorontalo, mengaku terpaksa harus menaikkan tarif, karena menyesuaikan dengan harga BBM yang mahal. Dari informasi yang dirangkum, untuk trayek Kota Gorontalo-Marisa, kini dipatok Rp75 ribu yang sebelumnya hanya berkisaran Rp60-70 ribu, Kota Gorontalo – Kwandang kini menjadi Rp25 ribu dari tarif sebelumnya Rp20 ribu, Kota Gorontalo – Limboto Rp15 ribu dari yang sebelumnya Rp10 ribu sedangkan untuk ke Tilamuta penumpang harus mengeluarkan uang sebesar Rp50 ribu untuk bisa sampai di Tilamuta yang sebelumnya tarif Rp40 ribu.
Ramadan Mokodompit salah satu supir angkutan umum mengaku bahwa untuk saat ini ia dan supir angkutan lainnya harus menaikkan tarif kendati belum ada putusan pemerintah, sebab menyesuaikan dengan harga BBM., “Kalau dari Kota Gorontalo ke Marisa itu Rp70 ribu dari yang sebelumnya Rp 60 ribu,”kata Ramadan, Senin,(5/09).
“Sebenarnya kami tidak bisa menaikkan harga tarif begitu saja, karena tarif itu harus ada dari Dinas Perhubungan hanya untuk sekarang belum ada kebijakan maka dari kami supir menaikkan harga agar kami tidak rugi” lanjutnya.
Sama halnya dengan Ramadan,Ka’u supir angkutan umum dengan rute Kota-Tilamuta juga ikut menaikan harga dari Rp40 ribu kini menjadi Rp50 ribu per orang.
“Pertalite sekarang naik kalau kita tetap dengan harga kemarin maka kita rugi, apalagi sekarang penumpang menurun, tadi saja saya hanya bawa satu penumpang” Jelasnya.
Para supir angkutan umum baik supir Kwandang, Tilamuta maupun Marisa mengatakan bahwa penumpang saat ini kurang bukan hanya karena tarif mahal, di tarif normal penumpang juga kurang. (Tr-76/tr-77/tr-78/tr-79)
BBM Naik Tarif Ikut Naik
Travel/Minibus
Gorontalo-Manado
Bangku Depan Rp 350 ribu
Bangku Tengah Rp 300 ribu
Bangku Belakang Rp 250 ribu
Gorontalo-Kotamobagu
Tarif normal.
AKAP / BUS
Gorontalo – Manado Rp 120 ribu
Gorontalo – Bitung Rp 130 ribu
Sebagian PO Bus tetap dengan tarif lama
AKDP /Mikro
Gorontalo – Limboto Rp 15 ribu
Gorontalo – Tilamuta Rp 50 ribu
Gorontalo – Marisa Rp 75 ribu
Gorontalo – Kwandang Rp 25 ribu
Dalam Kota/Bentor
Rata-rata naik Rp 2 ribu – Rp 5 Ribu












Discussion about this post