Gorontalopost.id – Sebagai pelaku utama sektor pertanian, seharusnya pemerintah memberikan perhatian serius terhadap para buruh tani di Gorontalo. Sebab, kemiskinan di daerah ini, sebagian besar ada di kalangan buruh tani.
Dari tahun ke tahun, cukup banyak pelaku pertanian yang mulai meninggalkan aktivitas pertanian disebabkan bertani dinilai tak lagi begitu menjanjikan.
Apalagi, banyaknya beras luar yang masuk ke Gorontalo menjadi salah satu masalah yang membuat banyak petani semakin terpuruk.
Dedi, salah seorang petani di wilayah Kota Gorontalo mengatakan, berkurangnya jumlah petani biasanya dapat diatasi dengan teknologi mesin yang makin canggih. “Hanya saja kendalanya tidak semua bisa beli atau dapat bantuan alat, oleh karena itu di Gorontalo buruh tani masih tetap diperlukan tenaganya,” katanya.
Ia mengatakan, selain memperhatikan kondisi buruh tani, khususnya di masa pandemi, pemerintah juga diharapkan dapat membantu petani untuk memasarkan hasil pertaniannya. Sebab, saat ini, banyak beras dari luar daerah yang masuk ke Gorontalo. “Kalau beras tak laku jelas buruh tani juga susah, karena rata rata mereka bergantung uang dari gilingan padi,” ujarnya.
Ano Kasim, petani lainnya juga mengatakan, di masa pandemi ini, buruh tani juga merasakan dampaknya. Dimana beras yang diproduksi tak bisa langsung laku. “Saya biasa dapat bagian beras, dan beras itu dijual lama lakunya, mungkin karena sekarang lagi susah cari duit, orang banyak memilih kalau beli,” katanya.(dan)












Discussion about this post