Gorontalopost.id – Suka cita dalam memperingati 1 Muharram 1444 Hijriah tahun 2022,warga Desa Satria, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Jumat (29/7) malam. Mereka bahkan menghiasi jalan dengan tutulu atau cucur. Cucur merupakan kue tradisioal yang terbuat dari tepung beras dan gula. Perayaan ini dikemas dengan sebutan Festival Tutulu. Festival ini sempat ditutup selama 2 tahun, saat pandemi Covid-19.
Menariknya, festival ini masyarakat secara suka rela membuat Tutulu, dan menyajikannya di bahu jalan secara cuma-cuma. Ada sekitar 100 meter jalan diblokade dengan berbagai macam kue Tutulu. Sebab jika biasanya kue Tutulu yang dijumpai itu berwarna coklat (khas gula merah).
Maka kue Tutulu yang disajikan berwarna-warni. Ada putih, merah, hijau hingga berwarna kuning. Masyarakat pun tak menyajikannya begitu saja, tetapi ditampilkan dalam bentuk tumpeng hingga bermodel perahu. Bahkan untuk lebih memeriahkan festival, dibuat demo masak Tutulu, sehingga pengunjung tak sekedar bisa mencicipi penganan ini secara gratis, tetapi bisa melihat proses pembuatannya. Mulai dari bahan, hingga siap makan.
“Ini sesuatu yang menurut saya produktif, unik dan dibanggakan oleh kita sekalian,” ucap Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo usai membuka festival.
Nelson mengaku bangga, karena festival tidak lepas dari budaya masyarakat Gorontalo yang menjadikan kue Tutulu sebagai perayaan 1 Muharram. Oleh pemerintah desa, kebiasaan ini dibuat berupa festival yang digodok secara gotong royong bersama warga. “Kegiatan ini dilakukan terus menerus dan saya melihat ini tidak sekedar semangat membuat cucurnya tetapi semangat kebersamaan, mendorong membangun daerah ini, khususnya di Isimu ini,” lanjutnya.
Agar festival ini semakin berkembang, Pemerintah Kabupaten Gorontalo berencana memasukkan Festival Tutulu dalam kalender wisata Kabupaten Gorontalo. “Tahun depan akan menjadi Event tahunan yang akan digelar pemerintah. Jadi ini akan jadi bagian dari Festival Danau Limboto. Sebab saya melihat, festival ini mempersatukan bagi kita sekalian, dan momennya sangat tepat, 1 Muharram menjadi momen bagi kita untuk bangkit. 2 tahun kita porak-poranda ekonomi kita, Insya Allah dengan semangat seperti ini kita bisa ekonomi kita pulih kembali,” pungkas Nelson. (Nat)












Discussion about this post