Gorontalopost.id – Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, harus bekerja keras, agar bisa menekan angka kemiskinan di daerah ini. Berita resmi badan pusat statistik (BPS) pada 15 Juli 2022, menempatkan Provinsi Gorontalo, sebagai daerah termiskin ke lima di Indonesia. Padahal dalam semester sebelumnya (Maret-September 2021), Gorontalo keluar dari daftar lima besar daerah miskin yang bertahun-tahun ditempati, dengan menempati posisi ke-enam. Daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Provinsi Papua yakni 26,56 persen, disusul Papua Barat 21,33 persen, Nusatenggara Timur 20,05 persen, Maluku 15,97 persen, dan Gorontalo pada angka 15,42 persen. Pada september tahun 2021, angka kemiskinan di Gorontalo 15,41 persen.
“Naik 0,01 persen, setara 800an orang dari periode satu semeter (september-maret),”ujar Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif , Jumat (15/7). “Angka kemiskinan kita tidak turun, karena naik pun hanya sangat kecil, 0,01 persen,”tambahnya. Kata dia, secara jangka panjang, Gorontalo punya trend optimisme dapat menurunkan angka kemiskinan, termasuk pada masa pandemi yang mengalami tertatih-tatih dengan fluktuasi naik turun.
“Kita yakin masih dala suasana pandemi dengan beberapa pengaruh, harga-harga juga belum stabil,”katanya.
Presentase penduduk miskin di pedesaan lebih banyak pada Maret 2022 yaitu sebesar 24,42 persen, atau naik 0,04 persen jika dibanding dengan kondisi September 2021 yang tercatat sebesar 24,38 persen.
Sebaliknya, kondisi penduduk miskin di perkotaan justeru menurun 0,09 persen pada Maret 2022 yakni 3.97 persen, dibandingkan dengan september 2021, yang tercatat sebesar 4,06 persen.
Mukhamad Mukhanif, menyebutkan ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi angka kemiskinan di Gorontalo. Faktor pertama adalah beras, yang menjadi bahan makanan pokok masyarakat Gorontalo. Beras menjadi pemenyumbang angka presentase tertinggi yakni mencapai 25,45 perden (pedesaan) dan 21,90 persen (perkotaan). Selain beras, tingkat konsumsi rokok yang tinggi di kalangan masyarakat Gorontalo, ternyata turut berdampak besar terhadap bertambahnya jumlah penduduk miskin. Rokok kretek filter, kata Mukhanif, menyumbang 15,41 persen penyebab kemiskinan, atau menjadi faktor kedua penyebab kemiskinan di Gorontalo.
“Posisi ketiga komoditi dengan kontribusi terbesar di perkotaan dan di perdesaan adalah tongkol/tuna/cakalang, yaitu masing-masing sebesar 4,38 persen dan 3,84 persen. Komoditi cabe rawit memberikan kontribusi terbesar keempat baik di perkotaan maupun di perdesaan, yaitu masing-masing sebesar 4,19 persen dan 3,20 persen,” ujar Mukhamad
Selain itu, untuk sektor non makanan, perumahan masih menjadi faktor utama penyumbang kemiskinan. Disusul bensin yang mencapai 2,22 persen (perkotaan), dan 4,48 persen (pedesaan). “Bensin disini adalah (kebutuhan) bahan bakar minyak,”tambah Mukanif.
Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2022 sebesar 185,44 ribu orang, naik 0,84 ribu orang terhadap bulan September 2021 dan menurun 0,85 ribu orang terhadap bulan Maret 2021.
Persentase penduduk miskin di perkotaan pada bulan Maret 2022 tercatat sebesar 3,97 persen, menurun 0,09 persen poin dari kondisi bulan September 2021 yang tercatat sebesar 4,06 persen.
Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2022 tercatat sebesar 24,42 persen, naik 0,04 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2021 yang tercatat sebesar 24,38 persen.
Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp411.906/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp317.319 (77,04 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp94.588 (22,96 persen).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan pendekatan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan dan bukan makanan).
Garis Kemiskinan Makanan didefinisikan sebagai nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan (setara 2.100 kalori per kapita per hari).
Garis Kemiskinan Bukan Makanan didefinisikan sebagai nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya. Penduduk Miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Persoalan kemiskinan di Gorontalo mengundang prihatin banyak pihak, apalagi di daratan Sulawesi, Gorontalo menjadi deerah paling miskin. Penjagub Gorontalo, Hamka Hendra Noer, diharap bisa mengerahkan program pemerintah untuk dapat menekan angka kimiskinan, atau membawa Gorontalo keluar lebih jauh dari lima besar presentasi penduduk miskin di Indonesie. (tro)











Discussion about this post